Takut Akan Tuhan Mendatangkan Hidup

0
6201

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

Amsal 19:21-23

(21) Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana. (22) Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong. (23) Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.

 

Dalam Amsal 1:7a kita mendengarkan hal takut akan Tuhan sebagai permulaan pengetahuan. Tuhan adalah sumber pengetahuan. Dengan takut kepadanya kita akan semakin berhikmat dan pandai. Orang takut akan Tuhan hidup dalam iman. Banyak ilmuwan-ilmuwan Kristen mengembangkan ilmunya dalam sikap takut akan Tuhan (iman). Lalu ilmunya menjadi terkenal, bermanfaat dan tetap dipakai sampai sekarang ini.

Amsal 1:7a mengandung dua hal yang terkait dengan pengetahuan. Pertama, Tuhan adalah sumber pengetahuan sejati. Kata sejati di sini  mempunyai hubungan dengan manfaat pemakaiannya: untuk kebaikan bersama. Kedua, takut akan Tuhan harus mendasari pengetahuan-pengetahuan manusia. Jika tidak, maka manusia akan terjerumus dalam sikap saling menghancurkan berdasarkan kemajuan yang dicapai dalam ilmunya (pengetahuannya).

Jika Amsal 1:7a berbicara tentang takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, maka dalam bacaan kita kali ini, Amsal 19:22-23 berbicara tentang takut akan Tuhan yang mendatangkan hidup. Bacaan ini dimulai dengan ucapan: “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang telaksana” (ay. 21). Atas pengetahuan yang dimilikinya, manusia merancang hidupnya. Ia merancang hidupnya untuk suatu kemajuan. Ini baik, tapi tetap harus diingat bahwa di atas rancangan-rancangannya, rancangan Tuhanlah yang paling menentukan hidup manusia.

Selanjutnya dikatakan: “Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya …” (ay. 22). Karena rancangan Tuhan yang menentukan kehidupan manusia, maka manusia harus setia kepada-Nya. Kesetiaan itu erat kaitannya dengan takut akan Tuhan (iman). Siapa yang hidup dengan takut akan Tuhan akan dipelihara oleh Tuhan sendiri. “Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka” (ay. 24). Bagaimana Tuhan memelihara dan menjamin kehidupan seseorang (yang takut kepada-Nya) digambarkan melalui keberadaannya di waktu malam. Pada waktu malam, tepatnya di saat seseorang tidur, manusia tidak dapat bertindak apapun untuk dirinya. Tapi Tuhan akan memeliharanya. “Keadaan malam” juga menggambarkan kehidupan manusia yang kelam karena dosa. Dalam keadaan seperti itu hidup manusia selalu terancam, tapi siapa yang takut akan Tuhan akan dipelihara. Akan diberi hidup.

Hidup kita dalam dunia ini adalah hidup yang berhadap-hadapan dengan kekelamanan dosa. Gereja ada di dunia dan menghadapi realitas seperti itu. Dalam menghadapinya kita harus tetap berpegang pada firman: “Takut akan Tuhan mendatangkan hidup.” Tidak kebetulan bahwa gereja memakai symbol pelayanannya dengan gambar bahtera di atas laut (samudera) yang bergelombang. Maksud yang terkandung dalam symbol itu adalah pelayanan gereja yang berlangsung dalam dunia dengan menghadapi segala tantangannya. “Bahtera” gereja akan terus maju dalam pelayanan di bawah naungan kuasa Tuhan. Tuhanlah yang meberikan pertumbuhan dan kehidupan padanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here