Jakarta, Suarakristen.com
Pancasila adalah kristalisasi daripada nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Bung Karno pernah berkata, ” Aku menggali dari apa yang terpendam di dalam bumi Indonesia ini, agar supaya dari penggalian, dapat dipakai sebagai dasar negara Indonesia Merdeka yaitu Pancasila”.
Kemunculan Pancasila seperti oase di tengah Padang pasir, masyarakat dunia dibuat takjub karena ada suatu ideologi yang dapat menampung setiap perbedaan atas suku, agama, dan ras. Dengan nilai-nilai yang termaktub dalam Pancasila, seharusnya dapat menjadikan Indonesia sebagai Bangsa yang unggul dan maju. Namun, penghancuran Pancasila secara sistematis oleh Orde Baru dengan menjadikan Pancasila sebagai alat propaganda Pemerintah selama 32 tahun dan ditambah dengan keadaan Pemuda sekarang ini yang apatis dan hedonis, menjadikan Pancasila tidak mendapat tempat di masyarakat Indonesia dan pemerintah Indonesia. Pemerintah selalu absen dalam setiap permasalahan di Negara Indonesia, pemerintah membiarkan adanya kesenjangan yang mendalam di masyarakat Indonesia.
Sehingga muncullah gerakan-gerakan protes yang ditujukan kepada rezim yang berkuasa. Gerakan protes ini kemudian berkembang menjadi gerakan radikal, gerakan separatis seperti RMS, OPM, dll dan gerakan teroris yang bertujuan menggulingkan rezim pemerintah yang berkuasa atau memisahkan diri dari NKRI adalah bentuk-bentuk protes kepada rezim pemerintah yang berkuasa yang meninggalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kebijakan-kebijakan yang tidak pro-rakyat.
Sehingga, dalam hal ini, para pemuda harus kembali bersatu pemikiran, suara dan aksi untuk mendorong pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan yang bersifat pro-rakyat. Kaum muda sekarang ini harus menjadi pionir atau agen-agen perubahan untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila ke kerja-kerja nyata. Dengan hal inilah, kedaulatan rakyat dapat terjamin dan keberlangsungan Pancasila dan NKRI dapat berlanjut sampai selamanya, sebab Pancasila adalah anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha Kuasa untuk Bangsa Indonesia sehingga menjadi tugas dan kewajiban untuk sama-sama merawat dan menjaganya.
Diskusi Publik ini digagas oleh BPC GMKI Jakarta, diselenggarakan pada hari Kamis, 8 Juni 2017l di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat
Para Pembicara adalah Agung Tamtam Sanjaya (Ketua GMKI Jakarta): Yohana Maris (Kuetua GMNI Jakarta Timur); M. David Aqmal (Ketua HMI Jakarta Raya): Rinto Namang (Ketua PMKRI Jakarta Pusat); Abhinyano (Ketua PC HIKMAHBUDHI Jakarta Timur); Najmu Fuadi. LC (Ketua PW KAMMI DKI Jakarta; Farhan Shatry (Ketua Bidang Kebijakan Publik DPD IMM DKI Jakarta); Nanda Rizka Saputri, (Ketua PD KMHDI DKI Jakarta); Moderator Yulius Carlos Wawo.