Kominfo : Adaptasi Kebiasaan Baru : Tetap Produktif Tanpa Narkotika
Jakarta, Suarakristen.com (1/10/20)
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyelenggarakan Webinar Adaptasi Kebiasaan Baru : Tetap Produktif Tanpa Narkotika(1/10/2020).
Selama pandemi Covid-19, peredaran narkotika cukup tinggi, dilihat dari pengungkapan kasus-kasus narkoba di berbagai daerah oleh polisi dan Badan Narkotika Nasional (BNN), menurut Inspektur Jenderal Nana Sudjana.
Kapolda Metro Jaya. Khusus wilayah hukum Polda Metro Jaya selama 2020 dari bulan Januari sampai Agustus 2020 ada 2.894 kasus narkotika dengan tersangka 3.586 kasus tersangka. Setiap hari Polda Metro Jaya bisa mengungkap sekitar 12-20 kasus narkotika.
Literasi digital sangat berpotensi mencegah peredaran narkotika yang rawan terjadi di dunia maya. Sehingga, ruang digital dalam negeri dapat sepenuhnya dipergunakan untuk kegiatan produktif yang bermanfaat positif bagi mseluruh unsur masyarakat.
“Kita gunakan teknologi ini sebaik-baiknya, termasuk juga bagaimana kita menghadapi peredaran narkoba yang saat ini kerap menggunakan teknologi dalam melakukan transaksi jual belinya. Maka literasi digital ini menjadi penting sekali,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (IKP) Widodo Muktiyo melalui diskusi Webinar Adaptasi Kebiasaan Baru: Tetap Produktif Tanpa Narkotika pada Kamis (1/10/2020).
Menurut dia, potensi terjadinya peredaran barang haram tersebut sangat berpeluang terjadi di ranah daring. Mengingat, dalam ruang digital terdapat tsunami informasi yang bisa disalahgunakan oleh oknum untuk melakukan tindakan ilegal transaksi narkotika secara daring.
Oleh sebab itu, para pegiat narkotika harus mampu melakukan literasi secara digital dalam, demi mencegah terjadinya narasi atau konten yang terindikasi memiliki tujuan negatif. Khususnya, peredaran narkotika pada ranag digital yang rawan terjadi saat ini.
“Fakta perkembangan kejahatan Narkotika, dalam setahun yang meninggal 18.000 orang akibat narkotika,ini bukan angka kecil, sudah darurat.semuanya harus kerja sama.”
Melalui aplikasi zoom (1/10/2020), Deputi Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Irjen. Pol. Drs. Andjar Dewanto, SH, MBA.
Menurutnya Tujuan umum dari pencegahan penyalahgunaan narkoba untuk memastikan keluarga terutama perkembangan anak sehat dan aman agar dapat mewujudkan bakat dan potensi mereka dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
Jonly Nahampun (Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Relawan Anti Narkoba Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (DPP RAN LAMI) pun menambahkan Pemerintah saja tidak bisa sendirian dalam mengatasi masalah narkoba. Persoalan penyalahgunaan narkoba yang sangat kompleks menuntut penanganan secara komprehensif dan terpadu, dengan partisipasi aktif dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok yang mempunyai potensi membantu generasi muda mencegah penyalahgunaan narkoba.
Prof. Dr. Widodo Muktiyo menyatakan “Saling menyelamatkan dalam kerusakan moral dari narkotika, optimis dan yakin dengan mendekatkan kepada keluarga dan Tuhan YME.”
Hal itu pun ditambahkan oleh Irjen. Pol. Andjar Dewanto, SH, MBA “Mari Kita Tetap Komit tidak hanya dalam webinar dan seminar tetapi juga di lapangan, mulai sesuatu dengan niat yang tulus dan berharap lindungan dari Tuhan YME. Tanpa kasih sayang dan perhatian keluarga maka akan terpengaruh terhadap kondisi sekitar. “
Dan diamini oleh Jonly Nahampun “narkoba adalah membunuh dirimu dan keluargamu bersama memberantas dan menutup gerakan-gerakan narkoba kita selamatkan bangsa ini tanpa narkoba mari adaptasi kebiasaan baru tetap produktif tanpa narkoba.”