YESUS TERKUTUK KARENA DOSA KITA

0
1733

Renungan Jumat Agung,
19 April 2019:

Oleh: Pdt.Lundu H.M. Simanjuntak

(Markus 15:22-32)

Selamat hari raya Jumat Agung.

Pada saat ini kita merayakan hari kematian Tuhan Yesus yang terjadi kurang lebih 2000 tahun lalu. Mengapa kita rayakan? Karena kematian Yesus itu justru bertujuan untuk menyelamatkan manusia dari kematiannya. Kematian Yesus berbeda dengan kematian dari semua kematian manusia yang pernah ada di dunia ini. Yesus mengawali kematianNya dengan penuh penderitaan, difitnah, dianiaya dengan cambuk, diludahi, ditendang, disuruh memikul salib dan ditikam lambungnya, padahal Ia tidak melakukan kejahatan apapun.

Mungkin kita bisa mengatakan bahwa ada banyak juga manusia yang mati lewat penderitaan karena mengalami penganiayaan. Namun pada umumnya jika ada manusia yang ditangkap dan kemudian disiksa, dianiaya dan dibunuh, itu biasanya adalah orang yang melakukan kejahatan atau para penjahat ulung. Mungkin kita akan berkata ada banyak juga orang yang ditangkap, disiksa, dianiaya dan kemudia dibunuh padahal tidak melakukan kejahatan apapun, seperti yang terjadi di Irak dan Suriah. Ada banyak orang yang baik-baik tanpa berbuat dosa, kemudian ditangkap oleh teroris, disiksa, dianiaya dan dibunuh.

Kita mungkin memberikan pertanyaan: lantas apa bedanya dengan kematian Yesus, mereka, mereka yang menjadi korban kekejaman teroris itu? Toh mereka juga adalah orang-orang yang tidak melakukan kejahatan apapun? Dalam hal itu bisa saja kita mengatakan nya sama, tetapi ketahuilah bahwa itu sangat berbeda dengan Yesus.

Orang-orang yang mati karena korban kekejaman teroris itu terjadi secara tiba-tiba dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan tidak bisa mengelak dari kekejaman itu. Sementara yang terjadi kepada Yesus adalah sebuah “misi” dari Allah, artinya sejak Yesus dilahirkan ke dunia ini, memang sudah jelas melalui nubuat Allah, bahwa Yesus itu hadir ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus itu memang harus dilakukan lewat pengorbananNya melalui kematian. Kematian yang diawali dengan penderitaan karena penuh dengan fitnahan dan siksaan.

Baca juga  “Tebusan Dosa” Kisah Tegarnya Perjuangan Seorang Ibu dalam Balutan Drama Pencarian Anak

Sebenarnya bisa saja Yesus mengelak dan menghindar dari penderitaan yang mematikan itu? Tetapi Yesus tidaki melakukan itu, Dia lebih menuruti apa yang sudah direncanakan oleh Allah BapaNya ketimbang mengikuti isi hatiNya. Ingat saja peristiwa di Taman Getsemani, dimana Tuhan Yesus menyampaikan keluhannya tentang penderitaan yang akian dialamiNya, jika bisa biarlah cawan ini berlalu, tetapi kehendakMulah yang terjadi.

Kematian orang-orang baik yang dilakukan oleh orang-orang jahat berhenti hanya sampai di situ, sedangkan kematian Yesus yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi tidak berhenti sampai di situ, melainkan berlanjut sampai kepada kebangkitannya pada hari ketiga. Itu sebagai pertanda bahwa Ia telah memenangkan perseteruanNya dengan kuasa dunia, serta memberikan kemenangan dan keselamatan bagi manusia.

Mari kita perhatikan perikop hari ini:
Terjadilah sebuah proses prosesi yang sangat panjang untuk menuju sebuah tempat di puncak Gunung Golgota. Selama prosesi yang panjang itu, Yesus bukan dielu-elukan seperti ketika ia memasuki kota Yerusalem pada saat menunggangi keledai dengan sorakan Hosana, Hosana, Hosana. Pada prosesi menuju penyalibanNya justru Yesus, mengalami sebaliknya, Ia diejek, dicambuk, dibentak dan ditendang. Sungguh sebuah perjalanan yang penuh penderitaan dan itulah yang kita sebut dengan jalan salib atau Via Dolorosa.

Pada proses prosesi menuju tempat penyaliban itu, mereka berpapasan atau bertemu dengan Simon orang Kirene dan dan kemudian dipaksa untuk mengambil alih memikul salib. Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus (21).

Sepertinya para prajurit tentara Romawi berbaiik hati dan kasihan terhadap Yesus yang nampak kelelahan memikul salib itu dan meminta Simon orang Kirene untuk menggantikan memikulnya. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, bukan kasihan, melainkan mereka ingin supaya Yesus lebih awal atau lebih cepat sampai ke puncak Golgota, agar segera disalibkan dan dibunuh. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak (22).

Baca juga  Dewan Pengurus Kadin Indonesia: Pengumuman Kepengurusan Kadin Hasil Munaslub Langgar Kesepakatan

Sungguh sebuah penderitaan yang sangat konyol karena terjadi atas Yesus yang tidak melakukan kesalahan apapun. Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing (24). Benar memang bahwa orang-orang Jahudi dan tentara Romawi ingin agar Yesus lebih cepat sampai ke Golgota dan segera menyalibkanNya.

Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya (27). Sungguh sebuah perbuatan yang sangat biadab yang dilakukan oleh orang-orang Jahudi dan tentara Romawi, karena Yesus yang disalibkan itu disetarakan dengan penyaliban kepada para penyamun. Ungkapan penyamun itu diartikan orang yang melakukan banyak sekali kejahatan, tidak hanya pembunuh, tetapi juga perampok, penipu serta pelaku kejahatan lainnya.

Sementara Yesus tidak melakukan kejahatan apapun, kakinya hanya melangkah ke tempat-tempat ibadah dan ke tempat dimana Ia ingin melakukan perbuatan baik. TanganNya hanya dipakai untuk memberi dan tidak pernah meminta bahkan untuk memberkati banyak orang, kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya dipakai untuk menyejukkan hati banyak orang. Tetapi sekarang banyak orang menghujatNya (29-30), mengolok-olokNya dan berpikir bahwa Yesus tidak dapat menggenapi apa yang dikatakanNya tentang diriNya sendiri (31-32).

Mereka tidak menyadari dan tidak mengetahui, bahwa Yesus yang sedang tersalib itu, justru malah sedang menggenapi apa yang telah dinubuatkan oleh para Nabi tentang Mesias yang memang harus mengalami penderitaan. Kalaupun Yesus membiarkan semua orang yang mengolok-olokNya itu, mengejek-ejekNya itu, justru di sana Yesus sedang melakukan penggenapan, dan salah satunya adalah yang dikatakan oleh Pemazmur (Daud) di Mazmur:22:19.

Bisa saja Yesus mengurangi penderitaanNya, misalnya mau menerima tawaran untuk minum anggur dicampur mur, karena jika itu diterima dan diminum akan membuat seseorang menjadi mati rasa dan tidak merasakan semua yang sakit di sekujur tubuh Yesus.

Baca juga  Prudential Syariah Hadirkan PRUCritical Amanah, Perlindungan Menyeluruh terhadap Risiko Penyakit Kritis Sejak Tahap Awal

Tetapi Yesus tidak memilih itu, mengapa? Karena Ia mau dengan sungguh-sungguh untuk menanggung semua penderitaan itu demi menunjukkan kasihNya kepada kita manusia. Walaupun kelihatan Yesus bagaikan orang yang terkutuk seperti para penyamun yang ada di sebelah kiri dan kananNya, yang pasti Yesus rela seperti orang yang terkutuk hanya karena ingin menanggung dosa kita.

Ingatlah dan ketahuilah Topik ibadah kita pada perayaan kematian Tuhan Yesus hari ini adalah Yesus terkutuk karena dosa kita. Karena kematian Yesus dosa kita telah diampuni.

Saudaraku, kalau kita sudah mengetahui dan menyadari bahwa Yesus adalah Anak Allah yang telah mengorbankan diriNya dengan rela disalibkan hanya untuk menebus dosa-dosa kita, maka sepatutnyalah kita harus menyadari bahwa kita ini adalah manusia yang sesungguhnya terbelenggu oleh dosa dan kejahatan, untuk itu, tentu sangatlah patut jika kita harus sembah sujud dihadapanNya serta mau memuji-muji namaNya.

Kita yang tadinya hidup dalam kegelapan, kini telah diubahnya ke tempat yang terang oleh karena darahNya yang telah mengalir dari Kayu Salib.

Dengan kematian Yesus, maka hubungan manusia dengan Allah telah diperdamaikan dan hubungan manusia dengan manusiapun semakiin dipererat tanpa ada pemisahan hanya karena perbedaan status sosial.

Ingat dan ketahuilah kita semua sama di mata Tuhan dan semua kita adalah orang-orang berdosa dan sama-sama membutuhkan keampunan dan keselamatan yang dari Tuhan Yesus yang telah mati di Kayu Salib itu, Amen.

DOA:
Ya Tuhan, sungguh luar biasa pengorbanMu terhadap aku manusia yang penuh dosa ini, pengorbanan yang membawa kepada sukacita, terima kasih Ya Tuhan, amen.

SELAMAT PAGI,
SELAMAT HARI RAYA JUMAT AGUNG
DAN
SELAMAT BERIBADAH.

(Pdt.Lundu H.M. Simanjuntak, Pdt Fungsional di Ktr HKBP Distrik VIII DKI Jkt).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here