NASIONALISME DAN PATRIOSME, HIKMAT DAN PENYERTAAN ALLAH

0
1947

Oleh:  Christian T

*Keluaran 2:11-22*

*Syallom, sahabat-sahabat setia pembaca BGA yang terkasih dalam Kristus Yesus,* pada suatu ketika setelah Musa dewasa, dilihatnya seorang Mesir memukuli seorang Ibrani sehingga dibunuhnyalah orang Mesir itu (11-12), dan pada keesokaan harinya ketika hendak memisahkan dua orang Ibrani ditegornyalah  Musa oleh mereka dan saat itu Musa menyadari bahwa tindakannya membunuh orang Mesir tidak mendapatkan respon yang baik dari sesama orang Ibrani dan  tidak bisa disembunyikan lagi dan bahkan sudah sampai ke telinga Fir’aun, sehingga Musa melarikan diri ke Midian, karena Fir’aun berikhtiar membunuhnya (13-15). Di tanah Midian Musa menikah dengan Rehuellah Zipora, dan dikaruniai anak yang diberi nama Gersom sebab katanya ia telah menjadi seoeang pendatang di negeri asing ( 16-22)

*Sahabat-sahabat-ku yang terkasih dalam Yesus*, sungguh ironis sekali yang dialami oleh Musa, yang beritikad baik dan bertujuan untuk menolong kaumnya sesama orang Ibrani malah tidak diterima dengan baik, malah yang tadinya tindakannya membela saudaranya sesama orang Ibrani ingin disembunyikan malah tersebar oleh mereka sendiri dan Sampai ke telinga Fir’aun dan akhirnya harus melarikan diri ke negeri asing, Midian sebagai pendatang dan berprofesi sebagai penggembala kambing domba,  namun Allah tidak meninggalkan Musa dan bahkan memberkatinya dengan mendapatkan istri dan anak.

*Sobat yang terkasih,* ada tiga hal yang dapat kita petik dari peristiwa Musa yang dicatat dalam perikop ini, yakni

1.Musa memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang sangat tinggi. Seperti diketahui pada perikop sebelumnya bahwa Musa dibesarkan dan diasuh oleh ibu kandung sendiri. Tentu selama pengasuhan itu ibunya terus menerus menceritakan asal usul dan sejarah para nenek moyangnya dan pasti menceritakan karya dan penyertaan Allah dari sejak Abraham, Ishak , Yakub dan khusus kisah Yusuf yang menyelamatkan bangsanya dan juga bangsa Mesir dari bahaya kelaparan. Namun. Pada generasi Muda ini, raja dan rakyat Mesir sudah tidak mengingat itu dan bahkan sebaliknya mereka menindas orang Ibrani dengan kerja paksanya itu. Mengetahui dan melihat itu rasa kebangsaan dan patriotisme Musa muncul dan akhirnya melakukan tindakan yang ekstrim dengan membunuh orang Mesir yang menganiaya orang Ibrani yang adalah kaum sebangsa dengannya. Ia rela menangung resiko meninggalkan kenikmatan dan kemewahan hidup di istana, dan bahkan terancam kehilangan nyawa.

2.Musa melakukan tindakan tanpa terlebih dahulu meminta petunjuk dari Allah. Ia melakukannya sesuai dengan suasana hatinya yang dikuasai amarah dan pikirannya yang dianggap benar. Oleh sebab itu ia harus membayar mahal atas tindakannya itu, yakni lari dari istana dan menjadi orang asing di negeri orang.

3.Allah tetap menyertai dan memberkati Musa sekalipun sebagai pendatang dan sebagai penggembala  di negeri asing. Ia mendapatkan istri dan anak di tanah Midian.

*Sobat,* melalui perenungan BGA ini marilah kita meneladani sikap positif maupun negatif dari Musa ini. _pertama:_ Kita harus memiliki sikap nasionalisme sebagai warga bangsa, yakni bangsa Indonesia yang sekarang ini sedang berduka akibat gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah dan sekitarnya, dan juga sebagai sesama warga Kerajaan Allah tanpa melihat dan memandang tembok-tembok denominasi yang sedang menderita di seluruh pelosok tanah air dan juga di seluruh dunia. _Pelajaran yang kedua_ adalah berdoa meminta petunjuk Tuhan dan peka akan suara-Nya sebelum mengambil sebuah keputusan dan bertindak melakukan sesuatu atau suatu tindakan, agar tidak salah dan berakibat buruk, yang seharusnya persoalan mudah menjadi sulit, yang seharusnya cepat menjadi lambat atau lama, dan yang seharusnya berhasil guna menjadi merugikan atau hasil yang tidak baik, tidak sesuai harapan. Tujuan yang baik jika dilakukan dengan cara yang tidak baik akan menghasilkan keburukan, bukan kebaikan. _Dan pelajaran yag ketiga_ adalah bahwa Tuhan tetap menyertai dan memberkati dalam keadaan apapun, dimanapun berada dan kapanpun waktunya. Tuhan. yang kita percaya adalah Imannuel, Allah menyertai kita (Mat 1:23 )

_*”Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” ( Yos 1:5 )*_

Pada kesempatan ini penulis turut berbelasungkawa atas para korban gempa dan tsunami di Palu, Sigi, Donggala dan sekitarnya, Sulawesi Tengah. Kiranya Tuhan. menghibur dan menguatkan kepada keluarga korban yang ditinggalkan. Doaku menyertai kalian dan semoga proses evakuasi, rehabilitasi dan rekonstruksi cepat selesai dan kehidupan berjalan normal kembali.

Tuhan Yesus memberkati

Salam dan doa

Christian T

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here