Oleh: Pdt.Dr. Anna Vera Pangaribuan
Selamat pagi untuk kita semua, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupan kita sekalian.
Yesaya 58:6, Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk.
Setiap orang tentu berharap akan perbuatan baik dari sekelilingnya. Baik itu secara fisik maupun secara perhatian khusus dari lingkungan kita. Perbuatan baik ini dilatarbelakangi sikap dan mental dari seseorang melakukan hal yang baik akan sekitarnya. Perbuatan baik ini juga sebagian memiliki motivasi yang mengarah kepada balas jasa. Apa yang telah dia lakukan bagi orang lain tentu harapan juga akan memperoleh apa yang telah dia lakukan bagi orang lain tersebut. Perbuatan yang seperti inilah yang tidak baik kita teladani di dalam kehidupan kita. Sebab hidup dalam kemunafikan akan membawa bahaya kepada diri kita dan kepada orang lain. Kemunafikan seperti duri di dalam daging, dimana lama kelamaan duri itu akan merusak tubuh kita dan akan menyusahkan orang lain. Sebaiknya hidup kita haruslah terbuka dengan Allah dan kepada sesama kita. Agar hidup kita tidak menabur kepalsuan bagi setiap orang dan kepada diri kita sendiri yang lebih utama.
Firman Allah memperingatkan bangsa Israel yang melakukan ritual kepada Allah didorong karena kepalsuan. Salah satunya mereka berpuasa agar terlihat menekuni perintah Allah dan dapat menolong sesamanya. Lalu Allah berfirman: Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk. Perbuatan yang telah membuka kelaliman bangsa Israel membuat hati Allah terluka dan Sedih. Kepalsuan tidak akan diterima oleh Allah sebab kejujuran jauh lebih berharga dihadapan Allah. Sekecil apapun pekerjaan atau perilaku manusia dihadapan Allah dibandingkan puasa yang berdasarkan kepalsuan dihadapan Allah. Allah memerintahkan agar umat melakukan puasa dengan keikhlasan dan belajar untuk bersungguh-sungguh serta merendahkan diri di hadapan Allah. Tujuannya adalah agar hidup umat Israel terlepas dari penindasan, sikap egois dan serakah. Sehingga terciptalah sikap yang saling tolong menolong sesama umat Allah.
Saudaraku kekasih, sikap kemunafikan sangatlah dibenci oleh Allah, apalagi kesalehan bertindak di dalam kemunafikan. Sesungguhnya Allah menginginkan hidup kita Jujur akan diri sendiri, jujur kepada orang lain, bahkan jujur kepada Allah. Salah satu contoh kasus adalah kerajinan kita beribadah dan berdoa kepada Allah harus sesuai dengan kehidupan kita sehari-hari. Meskipun ada liku-liku yang harus dihadapi dengan kesabaran. Sikap yang terpencar dari diri kita yang tekun beribadah dan berdoa kepada Allah yaitu perdamaian. Dimanapun dan kapanpun kita melakukan kegiatan harus damai di dalam hati dan persekutuan kita. Hal ini juga jangan salah dimengerti, sebab ada juga yang mengartikannya kepada penyucian diri dulu baru datang kegereja atau barulah tekun kepada perintah Allah. Oleh karena itu, kejujuran di dalam melakukan segala sesuatu adalah penting sebab semua itu akan mendidik kita kepada kesabaran, kerendahan hati dan menjauh diri kita dari belenggu kemunafikan. Ingat jauhkan dirimu dari kesalehan yang munafik. Amin
HAPPY DAY
Selamat beraktivitas untuk kita semua
Salam Marturia
Pdt.Dr. Anna Vera Pangaribuan