Ambillah Keputusan Dengan Berani dan Tegas Berdasarkan Kehendak Allah

0
2010

Oleh: P. Adriyanto

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripada-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”

*Lukas 22:42*

Kristus telah memberi keteladanan bahwa dalam pengambilan keputusan untuk penebusan dosa umat manusia, Ia mengandalkan pada kehendak Bapa.

Selama masih bernafas, manusia tidak terlepas dari urusan pengambilan keputusan ini di semua aspek kehidupan.

Ada berbagai sikap dan perilaku dalam pengambilan keputusan ini, tapi mungkin tidak banyak di antara kita yang mengandalkan kehendak Tuhan.

Ada orang yang bersikap tegas dan cepat dalam pengambilan keputusan, tapi ada juga yang lambat (slow starter) dan bertumpu pada teori-teori problem solving dan decision making.

Ada juga yang selalu ragu karena takut menghadapi kegagalan dan risiko lain, sehingga orang ini memutuskan untuk tidak mengambil keputusan apa-apa (status quo).

Sikap yang selalu ragu ini, biasanya dipupuk sejak kecil akibat dalam beraktivitas sering ditegur dan dilarang oleh orang tuanya. Bisa juga karena kebiasaan untuk menahan buang air kecil pada saat tidur: kencing-tidak-kencing tidak, sehingga berisiko ngompol atau gangguan jantung.

Tuhan menghendaki agar dalam segala hal kita harus mengandalkan bimbingan Tuhan, sehingga kita tidak pernah ragu, jalan/keputusan apa yang akan kita ambil, dan jangan mengandalkan kekuatan dan pengalaman diri sendiri.

¹ *”Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”*

*Amsal 3:5~6*

² *”Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”*

*Yohanes 8:12*

Ada kalanya kita mengambil keputusan yang tidak bijaksana akibat mendengar, percaya dan mencontoh keputusan orang lain (me too) yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi. Itulah sebabnya dengan iman, kita harus tetap percaya kepada Tuhan, kita harus selalu mendengar suara Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai Patron kita.

Bila kita tidak mengandalkan Tuhan, maka jalan yang kita perkirakan lurus, ternyata adalah jalan buntu.

Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here