Jakarta, Suarakristen.com – Sejak dibukanya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Federasi Mikronesia pada tahun 1991 lalu, hubungan bilateral kedua negara berjalan dengan baik. Kunjungan Presiden Mikronesia, Peter Martin Christian, yang memiliki darah keturunan Maluku ke Indonesia disebut Presiden Joko Widodo merupakan momentum baru bagi peningkatan hubungan kedua negara.
“Kunjungan Presiden Christian ke Indonesia menjadi tonggak baru bagi hubungan kedua negara. Sebuah hubungan yang saling menghormati dan saling menguntungkan,” ujar Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu, 18 Juli 2018.
Sebagai sesama negara di Pasifik, Indonesia dan Federasi Mikronesia memiliki kesamaan. Keduanya diketahui sebagai negara kepulauan dengan Mikronesia yang memiliki 600 pulau dan Indonesia dengan 17 ribu pulaunya. Atas dasar kesamaan itu, dalam pertemuan bilateral yang dilakukan Presiden Jokowi dan Presiden Christian, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang maritim dan peningkatan konektivitas antarpulau.
“Indonesia menawarkan pesawat N-219 yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia untuk dapat digunakan sebagai pesawat angkut antarpulau. Presiden Christian besok akan berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia di Bandung,” tutur Jokowi.
Sementara itu, di bidang ekonomi, keduanya juga sepakat untuk lebih mempererat interaksi antara pengusaha kedua negara. Secara khusus Presiden Joko Widodo memberikan undangan kepada para pengusaha Federasi Mikronesia untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia 2018 pada bulan Oktober mendatang.
“Untuk mendekatkan hubungan kedua negara, Indonesia berniat menunjuk konsul kehormatan untuk Federasi Mikronesia,” imbuh Presiden RI.
Adapun untuk melekatkan hubungan antara masyarakat kedua negara, Indonesia juga menawarkan beasiswa, pertukaran pelajar, dan kerja sama pembangunan di berbagai bidang.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo tak lupa menyampaikan apresiasi bagi Federasi Mikronesia atas komitmen dan dukungannya bagi Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. Terkait hal ini, kedua negara berkomitmen kuat untuk mempererat kerja sama dalam berbagai forum internasional.
“Saya sangat menghargai konsistensi komitmen Federasi Mikronesia untuk menghormati integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam berbagai forum di Pasifik Selatan antara lain melalui kerja sama di Pacific Islands Forum,” ujarnya.
Presiden Christian, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan keinginan Mikronesia untuk memiliki hubungan yang lebih kuat dan berarti dengan Indonesia. Ia menyambut baik usulan sejumlah program seperti pertukaran pelajar antara kedua negara.
“Indonesia dan Mikronesia memiliki hubungan diplomatik selama lebih dari 27 tahun lamanya yang merupakan hubungan yang sangat hangat. Tapi kita tidak hanya menginginkan hubungan yang hangat, tapi juga hubungan yang konkret, jelas, dan berarti,” ucapnya.
Selain itu, ia juga memberikan selamat atas keberhasilan Indonesia yang berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dirinya percaya bahwa Indonesia mampu turut berperan dalam menangani sejumlah permasalahan dunia melalui Dewan Keamanan PBB.
“Kita juga sangat senang dan bangga bahwa Indonesia telah berhasil menjadi anggota dari Dewan Keamanan PBB. Sebagai bagian dari Dewan Keamanan tersebut saya yakin Indonesia akan mengemban amanahnya dengan baik untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif untuk semua masyarakat,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, kedua pemimpin negara bersama-sama menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman mengenai pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas kedua negara. Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Negara Federasi Mikronesia Christopher I. Christian.
Bogor, 18 Juli 2018, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin