Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
(Kolose 3: 17)
“Tolong” dan ‘terima kasih” adalah sebagian dari kata-kata pertama yang diajarkan kepada kita.
Tak ada yang segembira orangtua atau kakek dan nenek, saat seorang anak mengucapkan kata-kata itu untuk pertama kalinya dan tahu hubungan antara meminta dengan sopan dan menerima dengan berterima kasih.
Namun saya yakin bahwa saat kita tumbuh dewasa, kita lebih terlatih untuk berkata “tolong” daripada *”terima kasih”, terutama kepada Bapa Syurgawi.
Kita lebih memusatkan perhatian kepada keperluan yang mendesak daripada apa yang sudah kita terima, Kita lebih banyak memohon daripada menaikkan pujian.
Allah memang mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan segala keperluan kita, “tetapi Dia juga mendorong kita untuk membiasakan diri untuk berterima kasih.”
Dalam Kolose 3:15, Paulus mengajarkan kepada setiap pengikut Yesus Kristus *”hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu”. Dan tiga kali ia mengingatkan kita untuk tetap bersyukur kepada Allah.
“Bersyukurlah (ayat 15), bernyanyi dengan penuh syukur kepada Tuhan (ayat 16), lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita (ayat 17).*.
Aroma harum dari jiwa yang bersyukur menghormati dan memuliakan Allah. *Hal itu mengusir kemuraman dan mendatangkan kedamaian yang indah serta pengharapan yang penuh berkat.*
Rasa syukur mendorong kemurahan hati.
“Bersyukur seharusnya merupakan sikap yang terus-menerus, bukan kadang-kadang”*
Amin
TUHAN YESUS MEMBERKATI