Oleh: Jeannie Latumahina
Ibu adalah kehidupan !
Ibu adalah masa depan!
Yang dilakukan seorang ibu rumah tangga, mulai ketika mengandung, melahirkan anak, menyusuinya,mengajarkan cara berjalan, membaca, menulis, menyiapkan makanan, dan berbagai pekerjaan yang tidak pernah habisnya adalah bukan sekedar bekerja. Bukan sekedar menyiapkan nasi. Bukan sekedar membuat teh dan sebagainya. Atau suatu pekerjaan yang kecil. Yang dilakukan seorang ibu adalah menyiapkan generasi masa depan bagi bangsa dan negara.
Ibu adalah seorang guru yang sejati. Bukankah ketika ibu bermain bersama putra dan putrinya, sejak kecil menemani anak-anaknya bermain, yang dilakukannya bukan sekedar bermain bersama melainkan mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, serta logika putra putrinya.
Ketika seorang ibu bercerita kepada anaknya sebelum tidur, atau membacakan buku cerita sambil memperlihatkan gambarnya bukan sekedar hal yang biasa, tetapi sebenarnya yang diajarkannya adalah bagaimana seorang anak dapat berkonsentrasi.
Ketika seorang ibu memberikan tugas rumah kepada putra putrinya untuk merapihkan tempat tidur, membersihkan rumah, menata meja, memasak dan sebagainya adalah bukan sekedar memberi tugas rutin melainkan mengajarkan tentang tanggung jawab. Berjiwa mandiri.
Mungkin ketika putra putrinya melakukan kesalahan dan ibu memberi sangsi atau memberi teguran. Yang dilakukannya bukan sekedar memberi sangsi tetapi mengajarkan produk hukum, moralitas, sejak dini .
Ketika ibu mengajarkan untuk hormat dan santun yang diajarkan adalah nilai- nilai beretika. Posisinya bukan sekedar sebagai seorang ibu, tetapi pengajar nilai dasar hukum, etika. Bukankah etika pada diri sendiri, moralitas, dalam masyarakat dikenalkan sejak dari rumah?
Bahkan yang paling hakiki dari pengajaran seorang ibu adalah mengajarkan kepada anaknya kemampuan untuk mencari, kemampuan untuk menemukan potensi diri, serta kemampuan untuk mengembangkannya??
Seorang ibu tidak sekedar mengajarkan bagaimana bisa berjalan, dan berlari, bukan sekedar cara hidup tetapi bagaimana memberi arti bagi kehidupan. Bagaimana hikmah hidup harus dilaksanakan.
Senyum dan pelukan seorang ibu terhadap anaknya, mengajarkan tentang ketabahan. Bahwa hidup bukanlah kemudahan. Sehingga anak tidak memiliki kepribadian yang rapuh, cepat ambruk serta malas, enggan berprakarsa, motivasi lemah, daya juang rendah, takut dan lari daripada kesulitan.
Pelukan dan senyumnya mengajarkan tentang hidup adalah deretan persoalan sulit yang harus dihadapi. Sebab terkadang kemudahan membuat kita terlena, lengah. Tetapi kesulitan dan tantangan adalah krisis sekaligus peluang untuk kita memperbaiki diri, memperbaiki perencanaan, memperbaiki kebijakan untuk bangun dengan jiwa yang lebih dewasa, serta pengharapan akan masa depan.
Ibu adalah pengajar, guru yang meletakkan fondasi bagi putra putrinya. Ia telah meletakkan fondasi untuk mengembangkan suatu bangunan. Fondasi yang sarat kualitas dengan nilai hidup, sifat, watak, kepribadian, karakter, citra diri serta tujuan hidup.
Ketika ibu menegur dan memberi nasehat tentang kesalahan yang dilakukan putra putrinya maka nilai kejujuran yang diajarkan. Jujur adalah dasar dari integritas dan selalu bermula dari hal yang terkecil. Bukan saja tentang nilai kejujuran tetapi juga kerendahan hati.
Ibu adalah manajer yang ulung.Dari hal yang sederhana telah diajarkan nilai seleksi, asosiasi, edukasi, delegasi, supervisi, suksesi dan regenerasi.
Beta ada seperti sekarang, karena pengajaran seorang ibu. Yang sederhana. Hidupnya di desa Halong Baru, terletak dikota Ambon. Dangkje banyak mama Els Latumahina. Dankje banyak mama, untuk doa, kasih dan pengajaran yang telah diberikan dengan gratis, dan penuh kasih!! Engkaulah guruku!! yang hebat!! manajer yang ulung! Semuanya telah diajarkan lewat sikap kasih dan keteladanan serta kesederhanaan hidup. Guruku yang istimewa! Semuanya tidak terbalaskan apa pun yang dilakukan dan diberikan. Yang dapat dilakukan adalah memberikan rasa kebanggaan di hatimu mama. Beta bangga memiliki seorang mama sepertimu dan terlahir untuk beta!
Rasa bangga dan terimakasih yang sama diberikan kepada semua ibu di bumi Nusantara!
Semoga inspirasi yang diinginkan Bung Karno, pencetus Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember untuk semua ibu diseantero Nusantara bahwa hari ibu untuk semua ibu mewarisi nilai “Semangat wanita Indonesia untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara!” dapat menginspirasi semua ibu Indonesia!
Selamat hari ibu!
Kediri 22 Desember 2017