Oleh: Kamaruddin Simanjuntak, S.H.
Kejadian 12:1-3 : Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” “Lalu Terah (ayah Abram) membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi menuju ke tanah Kanaan (Israel/Tanah Perjanjian), lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana.
Akibat kelaparan yang hebat, Abram dan keluarganya pergi ke Mesir (Kejadian 26:11, 41:57, 42:1), di mana ia takut bahwa kecantikan istrinya akan menawan hati orang-orang Mesir. Karena itu ia berdusta dengan mengatakan bahwa Sarai adalah saudara perempuannya. Ini tidak menyelamatkannya dari Firaun, yang mengambilnya untuk harem pribadinya dan memberi Abram banyak ternak dan budak. Tapi ketika TUHAN menimpakan tulah yang hebat pada Firaun, Abram dan Sarai meninggalkan Mesir, dengan disertai pemberian hadiah oleh Firaun berupa seorang perempuan Budak / Hamba bernama Hagar.
Bahwa Sarai hingga dimasa tuanya, lama tidak dapat mengandung, sementara janji Tuhan bahwa keturunan Abraham akan mewarisi tanah perjanjian tampak seperti mustahil baginya. Sarai, sesuai dengan kebiasaan saat itu, memberi hamba perempuannya yang bernama Hagar kepada Abram untuk digauli dan sebelumnya Sarai dan Hagar mengadakan perjanjian diantara mereka, bahwa jika lahir anaknya kelak akan menjadi anak Sarai dengan cara berjongkok melahirkan dihadapan Sarai. Ketika Hagar mengandung anak Abram, ia menjadi sombong dan lupa atas janji mereka kemudian merendahkan Sarai. Akibatnya Sarai mengusirnya ke padang gurun. (Kejadian 21).
Dalam ajaran agama Kristen dan Yahudi, disebutkan bahwa yang disebut keturunan Abraham adalah berasal dari Ishak (Kejadian 21:12 Tetapi Tuhan berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.) Meskipun Ismael lahir sebelum Ishak,- Ismael adalah anak yang dilahirkan dari budak perempuan, yaitu Hagar, wanita Mesir yang menjadi budak bagi keluarga Abraham- pelayan bagi Sarai. Menurut adat istiadat pada waktu itu, yang terhitung sebagai anak adalah dari hanya yang berasal dari istri yang sah/Permaisuri, dalam hal ini, Ishak-lah yang paling berhak disebut sebagai ahli waris tahta.
Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan Ishak di gunung Moria. Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan yang sudah tersedia disitu. Sebagai imbalan akan kepatuhannya ini Abraham menerima janji lain bahwa “IA AKAN MEMBUAT KETURUNANNYA SANGAT BANYAK SEPERTI BINTANG DI LANGIT DAN SEPERTI PASIR DI TEPI LAUT, DAN BAHWA MEREKA AKAN MENDUDUKI KOTA-KOTA MUSUHNYA.”.
Bahwa sehubungan dengan adanya “Keputusan Pengakuan Presiden Amerika Serikat atas nama Donald Trump, bahwa Jerusalem adalah Ibu Kota Negara Israel”, telah membuat pening kepala para pemimpin negara di dunia ini, khususnya para demonstran, sebab Mr.Donald Trump telah menggenapi nubuatan Firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci, tentang janji Tuhan buat Israel.
Orang-orang Israel, baik yang beragama Yahudi atau Kristen menyebut Tanah Jerusalem /Israel ini adalah dengan nama “Tanah Perjanjian” karena tanah ini dijanjikan oleh Tuhan (Yahweh) sendiri kepada Abrahan dan anak-cucunnya, atau sering disebut sebagai “Tanah Suci” sebab Tuhan sendiri berdiam di sana (baca 1 Raja-Raja 11:36). Janji Tuhan tentang negeri bagi Abraham dan keturunannya diulang-ulang disepanjang Perjanjian Lama, antara lain:
“Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More.
Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.” (Kejadian 12:6-7).
“Lagi firman TUHAN kepadanya: “Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu.” (Kejadian 15:7).
Mengapa tanah Kanaan diberikan kepada Israel? Sebab sesungguhnya tanah itu adalah milik Tuhan sang pencipta, dan bahkan seluruh bumi ini adalah ciptaan dan milik-Nya.
Sebagaimana tertulis : “Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku.” ( baca kitab Imamat 25:23).
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.” (Keluaran 19:5).
“Siapakah yang menghadapi Aku, yang Kubiarkan tetap selamat? Apa yang ada di seluruh kolong langit, adalah kepunyaan-Ku.” (Ayub 41: 2).
Mengapa bukan kepada Ismael Tanah/Jerusalem tersebut dijanjikan ? Tidak dapat disangkal bahwa Ismael juga adalah keturunan Abraham dari hamba perempuan bernama Hagar, (Kejadian 16:1, 15) Tetapi keturunan Abraham di dalam perjanjian Tuhan dengan Abraham ini adalah Ishak dan bukan Ismael.
“Dan Abraham berkata kepada Tuhan /Eloyhim: “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” Tetapi Tuhan berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Sarailah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.” ( baca Kejadian 17:18-19.
Janji ini sangat penting untuk diketahui, sebab berhubungan erat dengan janji kedatangan Mesias / Juru Selamat yang akan kita rayakan pada bulan Desember ini. “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku (Musa), akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN; dialah yang harus kamu dengarkan.” (Ulangan 18:15).
Dalam hal ini, Musa yang berbicara kepada bangsa Israel, sehingga yang dimaksud dengan ‘saudara-saudaramu’ adalah dari antara ke 12 suku Marga Israel keturunan Yakub dan sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan Ismael atau Esau. Oleh sebab itu, janji Tuhan tentang tanah tersebut dinyatakan lagi kepada Yakub, salah seorang putera Isak yang kemudian disebut Israel.
Berkatalah Yakub kepada Yusuf: “Tuhan/Eloyhim, Yang Mahakuasa telah menampakkan diri kepadaku di Lus di tanah Kanaan dan memberkati aku serta berfirman kepadaku: Akulah yang membuat engkau beranak cucu, dan Aku akan membuat engkau bertambah banyak dan menjadi sekumpulan bangsa-bangsa; Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu untuk menjadi miliknya sampai selama-lamanya. (Kejadian 48:3-4).
Istilah “Tanah yang Kujanjikan” atau “negeri yang Kujanjikan” ini kemudian disinggung secara berulang-ulang di dalam Perjanjian Lama pada, Bilangan 14:23, 32:11 ; Ulangan 10:11, 31:20, 21, 34:4 ; Yosua 1:6; dan Hakim-Hakim 2:1.
Dapat disimpulkan bahwa “Tanah Perjanjian” atau “Tanah Suci” itu memang benar adalah pemberian Tuhan kepada umat pilihannya Israel dan bahwa Tuhanlah yang paling berhak untuk melakukan hal itu sebagai pencipta dan pemiliknya.
Adapun batas-batas tanah perjanjian itu tercatat di dalam Perjanjian Lama seperti berikut.“Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.” (Yosua 1:4).
Keterangan lebih lengkap tentang batas-batas tanah perjanjian dapat dibaca di dalam kitab Bilangan 34:1-12 dan Yoshua 15-19. Berdasarkan rincian inilah Yoshua membagi tanah perjanjian tersebut kepada masing-masing suku dari ke 12 suku marga Israel.
Bahwa suatu ketika pada masa lampau, karena akibat Dosa dan Pelanggaran Israel sesuai perkataan Jesus Kristus dalam Perjanjian Baru dalam Lukas 19 ayat 42 – 44, :
“kata Jesus pada Murid-muridnya 19;42: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
Lukas 19:43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan.
Lukas 19:44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Tuhan melawat engkau.”
Maka benar, pada jaman pemerintah Romawi, mereka mengusir orang-oang Yahudi keluar dari Jerusalem dan kemudian sejumlah orang Arab masuk kewilayah yang ditinggalkan Israel ini, dan membangun Tempat Ibadah mereka diatas reruntuhan Tempat Suci milik Israel itu, yang menjadi pertengkaran Israel dengan mayoritas umat di dunia ini hingga sekarang ini, lalu mereka menyebut daerah ini sebagai Palestina.
Bahwa yang benar tanah atau wilayah Jerusalem ini adalah milik ke 12 suku marga Israel keturunan Jakub, dan sebagian telah diambil-alih oleh Yordania, Syria, Mesir, Libanon dan orang-orang Arab pendatang yang menamakan diri mereka sebagai bangsa Palestina.
Israel di dalam nubuatan: Mari baca Nubuatan Tuhan dalam Ulangan 28:63-67 (Kitab Musa), yang berbunyi: “Seperti TUHAN bergirang karena kamu untuk berbuat baik kepadamu dan membuat kamu banyak, demikianlah TUHAN akan bergirang karena kamu untuk membinasakan dan memunahkan kamu, dan kamu akan dicabut dari tanah, ke mana engkau pergi untuk mendudukinya. TUHAN akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa dari ujung bumi ke ujung bumi; di sanalah engkau akan beribadah kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, yakni kepada kayu dan batu. Engkau tidak akan mendapat ketenteraman di antara bangsa-bangsa itu dan tidak akan ada tempat berjejak bagi telapak kakimu; TUHAN akan memberikan di sana kepadamu hati yang gelisah, mata yang penuh rindu dan jiwa yang merana. Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut dan kuatir akan hidupmu. Pada waktu pagi engkau akan berkata: Ah, kalau malam sekarang! dan pada waktu malam engkau akan berkata: Ah, kalau pagi sekarang! karena kejut memenuhi hatimu, dan karena apa yang dilihat matamu.”
Bahwa Setelah Musa, nabi Yeheskiel juga kembali menubuatkan keadaan ini di mana Tuhan berkata: “Aku menghamburkan mereka di antara bangsa-bangsa, sehingga mereka berserak-serak di semua negeri, Aku menghakimi mereka selaras dengan tingkah lakunya”. (Yehezkiel 36:19).
Israel Menjadi Masyur, Kuat Dan Berdaulat : Bahwa pasca Israel tercerai-berai selama hampir dua abad, Israel kembali ke tanah miliknya, yaitu tanah Perjanjian dengan Tuhan si Pemilik / Empunya Tanah, Israel menjadi bangsa merdeka, bersatu, berdaulat dan disegani pada tanggal 14 Mei 1948 (5 Iyar, 5708 – menurut kalender Ibrani).
Kemerdekaan Israel bukan disebabkan oleh kekuatan manusia Israel sendiri atau bangsa manapun yang mendukung proses kembalinya Israel akan tetapi oleh karena kekuatan tangan Tuhan menggenapi FirmanNya. 15. “Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu.” (Yehezkiel 36:24).
Demikian firman Tuhan, “oleh karena itu, hai gunung-gunung Israel, dengarlah firman Tuhan ALLAH kepada gunung-gunung dan bukit-bukit, kepada alur-alur sungai dan lembah-lembah, kepada reruntuhan-reruntuhan yang sunyi sepi dan kepada kota-kota yang sudah ditinggalkan, yang sudah menjadi jarahan dan olok-olokan bagi sisa bangsa-bangsa yang di sekitarnya; oleh karena itu beginilah firman Tuhan: Aku pasti berfirman dalam api cemburuan-Ku melawan sisa bangsa-bangsa dan melawan seluruh Edom, yang menentukan tanah-Ku menjadi miliknya dengan segala rasa sukacita dan rasa penghinaan, sehingga tanah-Ku itu dimilikinya dan dapat habis dijarah. (Yehezkiel 36:4-5).
Banyak Bangsa Yang Tidak Kenal Tuhan Akan Membenci Israel : “Oleh sebab engkau mengatakan: Kedua bangsa itu dan kedua negeri itu akan menjadi milikku dan kita akan memilikinya–sebetulnya TUHAN ada di situ-“ (Yehezkiel 35:10).
“Oleh karena dalam hatimu terpendam rasa permusuhan yang turun-temurun dan engkau membiarkan orang Israel menjadi makanan pedang pada hari sial mereka, waktu saatnya tiba untuk penghakiman terakhir,” (Yehezkiel 35:5).
“Oleh sebab itu, demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan /Eloyhim, Aku akan memperlakukan engkau seperti engkau memperlakukan mereka dalam murkamu dan cemburumu, yang timbul dari kebencianmu terhadap mereka; dan Aku akan menyatakan diri kepadamu pada saat Aku menghakimi engkau.” (Yehezkiel 35:11).
Bahwa menurut Yehezkiel 36:4-5, tanah milik Israel yang ditinggalkan semasa terpencarnya mereka ke seluruh penjuru dunia akan menjadi daerah tandus dengan kota-kota mati dan reruntuhan dan tidak bisa disuburkan oleh usaha dan teknologi pertanian dari para penyerobot.
Bahwa pada tahun 1867, Samuel Clement yang dikenal sebagai Mark Twain menulis dalam bukunya, Innocents Abroad, “Sungguh, negeri itu amat tandus sehingga walaupun tanahnya cukup subur tetapi telah dihabisi hanya oleh rumput – daerah ratapan yang sunyi. Di sana ada ketandusan di mana hidup dan kegiatan apapun di sana tidak mungkin terbayangkan. Kami tidak pernah melihat seorang manusiapun di sepanjang perjalanan. Hampir tidak ada pohon atau semak di mana-mana. Sampaipun Zaitun dan kaktus yang bersahabat dengan tanah gersang, hampir lenyap dari tanah ini,”
Bahwa akan tetapi, pasca tanah gersang itu kembali diusahakan oleh Israel selaku pemilik pusakanya, tanah yang tadinya tandus dan gersang serta tidak tumbuh apapun kecuali padang pasir ketika dikuasai para turunan Arab/Palestina, sekarang setelah kembali ke tangan pemilik pusakanya, tanah Israel telah kembali subur 100 Persen dan menghasilkan banyak ragam buah-buahan macam anggur, kurma, jeruk, dll., sehingga telah membuat iri hati negara – negara sekitarnya.
Baca Firman Tuhan ini : “Maka kamu, gunung-gunung Israel, akan bertunas kembali dan akan memberi buah untuk umat-Ku Israel, sebab mereka akan segera kembali. Hati-Ku akan baik kembali dan Aku akan berpaling kepadamu dan kamu akan dikerjakan dan ditaburi. Aku akan membuat manusia banyak di atasmu, yaitu segenap kaum Israel dalam keseluruhannya; kota-kota akan didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali. Aku akan membuat manusia dan binatang banyak di atasmu, dan mereka akan bertambah banyak dan beranak cucu dan Aku akan membuat kamu didiami kembali seperti keadaan semula dan akan berbuat baik kepadamu lebih dari pada keadaan dahulu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Aku akan membuat manusia lalu-lalang di atasmu yaitu umat-Ku Israel; mereka akan menduduki engkau dan engkau akan menjadi milik pusaka mereka dan engkau tidak lagi terus memunahkan mereka. (Yehezkiel 36:8-12).
Negara-negara Arab akan melancarkan serangan yang tidak putus-putus atas Israel tetapi Israel akan tetap tegar dan makmur. Bahwa pasca Kemerdekaan Israel pada tanggal 14 Mei 1948, tidak putus-putusnya ancaman, gangguan, teror dan serangan atau perang yang dilancarkan negara-negara Arab dan sekitarnya terhadap Israel, namun biarpun Israel baru merdeka dan belum memiliki Tentara Profesional, tetapi dikeroyok oleh negara-negara besar dan kuat disekitarnya, Israel malah sanggup memukul mundur lawan-lawannya dan malahan menguasai wilayah musuh-musuhnya Mesir, Suriah, Jordania dan Libanon. Ini membuktikan bahwa Tuhannya Israel adalah Tuhan yang setia dengan janjinya, seharusnya dengan pengalaman yang luar biasanya ini, Negara – negara Arab sudah harus sadar dan berlutut menyembah Tuhannya Israel.
Bahwa Tuhannya Israel pernah berkata kepada Israel demikian : “Oleh karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan / Eloyhim: Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang. Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa, dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. Dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, demikianlah firman Tuhan /Eloyhim, manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa. Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Tuhanmu.” (Yehezkiel 36:22-28).
Jika Tuhannnya Israel mengatakan yang seperti ini, maka haruslah disadari bahwa semua usaha untuk Memerangi dan/atau Melenyapkan Israel dari peta “Tanah Perjanjian” tidak akan berhasil, siapapun yang melakukannya dan seberapa kuatnya pun persenjataan mereka, Bila Tuhan Israel ada dipihak Israel dan Bersemayam di Jerusalem, maka kekuatan musuh Israel itu akan sia-sia saja dibuatnya !
Baca firman Tuhan ini : “Mereka akan tinggal di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub, di mana nenek moyang mereka tinggal, ya, mereka, anak-anak mereka maupun cucu cicit mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya. Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. Tempat kediaman-Kupun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Tuhan /Eloyhim bagi mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, menguduskan Israel, pada waktu tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya.” (Yehezkiel 37:25-28).
Bahwa usaha-usaha untuk menghapus Israel dari muka bumi, sebenarnya bukan sekedar soal urusan tanah, melainkan Ini adalah perang rohani yang jauh lebih besar dari sekedar masalah Arab, dkk vs Israel. Bisa saja juga Iblis ikut campur untuk menggagalkan rencana Tuhan atas janji Tuhan kepada Umat pilihannya bernama Israel, agar janji Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Jakub/Israel tidak terpenuhi, sehingga firman Tuhan yang teretulis dalam Yehezkiel 37:25-28, akan menjadi bahan tertawaan yang menghina Tuhan, jika sampai tidak tergenapi. Iblis yang memiliki kepentingan membuat rencana Tuhan untuk gagal, mungkin akan mengajak seluruh dunia untuk bergabung menyerang Israel atau untuk menentang rencana Tuhan.
Mari kita baca dan renungkan apa kata nabi Zakaria : “Sesungguhnya Aku membuat Jerusalem menjadi pasu yang menyebabkan segala bangsa di sekeliling menjadi pening; juga Yehuda akan mengalami kesusahan ketika Jerusalem dikepung. 12:3 Maka pada waktu itu Aku akan membuat Jerusalem menjadi batu untuk diangkat bagi segala bangsa. Siapa yang mengangkatnya pastilah mendapat luka parah. Segala bangsa di bumi akan berkumpul melawannya. (Zakaria 12:2-3)
Okay saudara/saudari, setelah mengetahui akan kebenaran ini, dimanakah posisi anda ? apakah dipihak Tuhan / Israel ? atau anda masih dipihak Iblis atau Penentang Nubuatan Tuhan, pilihan ada pada saudara-saudariku sekalian dengan segala akibat hukumnya, saya hanya bisa menegur dan mengingatkan saja, sesuai firman Tuhan yang tertulis dalam Bilangan 24 ayat 9 :” Ia (Israel) meniarap dan merebahkan diri bagai singa jantan dan singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? Diberkatilah orang yang memberkati engkau/Israel, dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau/Israel.”
Untuk itu saya peringatkan : “Jangan pernah kutuki Israel, sebab saya perhatikan, setiapkali Israel dikutuki di Negeri ini, selalu saja disusul dengan berbagai tragedi, musibah, Tulah-tulah dengan berbagai Bencana Alam / Gempa dan/atau Tsunami”, belum lagi krisis ekonomi yang tidak berkesudahan, sudah waktunya bangsa kita ini sadar atas kedasyatan kuasa Tuhan Pencipta Alam Semesta Alam.
Demikian Pencerahan saya, semoga bermanfaat.
Horas.
Kamaruddin Simanjuntak,S.H.