Terlalu kompleks persoalan hidup ini, dan begitu bervariasi masalah datang silih berganti. Itulah yang menyebabkan kadang manusia kehilangan kendali, penuh rasa takut akan masa depan dan kadang bimbang serta ragu pada kemampuan dirinya sendiri. Pada titik inilah, Iman kadang mengalami ujian berat, akal sehat kurang lagi berfungsi, karena tuntutan hidup makin menekan. Banyak orang lalu menjadi uring-uringan, sakit tanpa sebab akibat stres, saling menyalahkan dan muncul marah-marah tak jelas.
Dalam kondisi-kondisi seperti ini, kadang sikap ketergantungan manusia pada kekuatan diluar dirinya sangat besar. Ketergantungan pada uang, kadang membuat orang menghalalkan segala cara dengan cara menipu atau korupsi. Ketergantungan pada materi dan harta, sehingga hubungan-hubungan persaudaraan dan pertemanan kadang menjadi kendor. Hubungan-hubungan mulai didasarkan pada kepentingan untung rugi, orang mulai cari kawan pada mereka yang berduit dan merasa seolah aman.
Disinilah Tuhan terus ingatkan kita lewat Firman-Nya : ” Supaya Iman Kamu Jangan Bergantung Pada Hikmat Manusia, Tetapi Pada Kekuatan Allah “(1 Korintus 2:5). Artinya, kesulitan hidup harus diatasi dengan usaha dan kerja keras, tetapi jangan karena takut berlebihan lalu membuat hidup itu tidak lagi indah. Seakan Tuhan tidak lagi sanggup memelihara hidup kita, lalu Iman kita jadi lemah dan terpuruk. Apakah Tuhan sudah mulai kehilangan Kekuatan dan Kuasa-Nya didalam hidup ber-Iman kita kini.
Kesadaran Iman ini perlu, agar kita tidak jatuh lunglai didalam perangkap iblis yang memang tidak mau melihat kita hidup aman, damai dan sejahtera. Bagi mereka yang terus mengandalkan Kekuatan Allah, cobaan-cobaan ini akan terasa ringan karena Tuhan menopang mereka mengatasinya. Sedangkan bagi yang andalkan diri dan hikmat manusia, pergumulan akan terasa makin berat dan seakan jalan buntu. Sadar dan minta ampun serta bertobat itu lebih baik, ketimbang jaga gengsi dihadapan Tuhan dan sesama.
Karena itu, jangan biarkan sukacitamu hilang hanya karena masalah-masalah kehidupan. Sebab “hati yang gembira adalah obat, sedangkan semangat yang patah membinasakan tulang, itu kata Tuhan. Mengapa kita terlalu takut terhadap kesulitan hidup, bukankah kita lebih mulia daripada burung diudara yang tiap hari diberi makan oleh Tuhan, itu Sabda-Nya. Mari gairahkan semangat, tumbuhkan motivasi dan arahkan pandanganmu kepada Tuhan, karena Dia Allah yang Rahmani dan sangat Mengasihi!
With my sist in Christ, Getruida Ferdinandus. Gb!