Pdt. Weinata Sairin: “In te Domine, speravi. KepadaMu Tuhan aku berharap.”

0
1830

TUHAN : “SUMBER PENGHARAPAN”.

 

 

Dalam kehidupan seorang manusia, terutama manusia yang beragama, manusia yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengharapan itu amat perlu. Pengharapan, _hope_ memberi dorongan dan motivasi setiap orang untuk berupaya, berusaha dengan lebih baik. Pengharapan membuat seseorang memiliki gairah dalam menapaki kehidupan yang bagaimanapun sulitnya. Manusia yang beragama selalu memiliki optimisme yang kuat dalam menapaki jalan hidup yang panjang dan melelahkan. Mereka meyakini bahwa setiap hari ada anugerahnya sendiri yang berbeda dari hari-hari yang lain yang pernah mereka alami. Setiap pagi diyakini bahwa anugerah Tuhan itu selalu baru. Semua umat beragama memiliki optimisme dan tidak cepat menyerah dalam menjalani realitas apapun yang dialami dalam kehidupan itu.

 

Optimisme itu tidak mampu membuat seseorang terpenjara pada suasana kesedihan yang berlarut-larut. Optimisme membangkitkan dan membuka sebuah perspektif baru dalam kehidupan seseorang. Pemikiran kreatif dan cerdas bisa juga lahir dari sikap optimisme yang dimiliki seseorang. Adalah seorang John Ruskin yang pernah menghadiahkan teman wanitanya sebuah sapu tangan sutera yang sangat indah. Tanpa sengaja sang teman menumpahkan sebotol tinta yang mengakibatkan terjadinya noda besar pada saputangan indah itu. Saputangan itu menjadi buruk sekali dan tentu bisa membuat kecewa John yang sudah memberikannya. Waktu John menemui temannya itu, ia sedang bersedih karena saputangan yang ternoda itu. John yang adalah pelukis dan sastrawan itu mengambil saputangan itu dan ia kemudian mengubah noda tinta pada saputangan itu menjadi desain yang indah. Bahkan kini saputangan itu sudah jauh lebih indah dibanding sebelumnya. Sang teman John amat kaget dengan perubahan yang terjadi pada saputangan itu. Ia katakan bahwa itu bukan saputangannya. Tapi John meyakinkan bahwa itu benar-benar saputangannya dan ia sudah mengubahnya dengan desain yang lebih indah.

 

Semangat keberagamaan dan spirit optimisme John Ruskin yang membuat ia bersedia dan akhirnya mampu mengubah saputangan yang telah ternoda itu dengan sebuah saputangan yang berdesain indah.

 

Dalam banyak peristiwa yang kita alami dalam kehidupan ini benar apa yang dikatakan orang-orang bijak bahwa bersandar dan berharap kepada Tuhan, pemikiran yang optimis dan kerja keras adalah elemen-elemen dasar yang penting didalam kita menempuh kehidupan. Ketiga hal itu adalah potensi yang integral yang mesti menyatu dalam kedirian kita untuk menapaki kehidupan yang penuh turbulensi. Kita harus bersandar dan berharap kepada Tuhan dan secara praktis itu kita lakukan sesuai dengan ajaran agama kita masing-masing. Kita bangun sikap optimis, hilangkan sikap ragu, satukan pikiran dan tekad lalu kita bekerja keras untuk mewujudkan semua cita-cita kita.

 

Sebagai umat beragama kita sudah diperintahkan agar kita selalu berharap kepada Tuhan tidak mengandalkan kemampuan kita sendiri, agar kita optimis tidak cepat putus asa dan agar kita bekerja keras dalam memperjuangkan cita-cita kita. Kita acapkali melupakan atau mengesampingkan Tuhan, kita merasa mampu untuk bertindak sendiri tanpa tuntunanNya.

 

Kedepan kita harus mengembangkan keberagaman yang utuh penuh, yang *kafah* bukan keberagaman yang ambivalen, formalistik dan kosmetik, keberagamaan yang simbolik. Kita manusia beragama sejati, manusia yang menganut agama, yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita bukan orang yang _seolah-olah beragama_ kita orang yang benar-benar beragama. Pepatah kita menyatakan “KepadaMu Tuhan aku berharap”. Hanya mereka yang beragama yang bisa menyeru seperti itu. Mari kita berharap kepada Tuhan, optimisme, bekerja keras bagi hadirnya NKRI yang modern, adil, rukun, damai, menghargai HAM, dan berkeadaban.

 

Selamat berjuang. God bless.

 

Weinata Sairin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here