Jakarta, Suarakristen.com
Teror Bom Kampung Melayu Jakarta pada 24 Mei 2017 sangat memprihatinkan. Ini menambah panjang daftar teror bom yg dilakukan menjelang perayaan hari raya keagamaan.
Teror bom Kampung Melayu terjadi di malam ketika umat Kristen sedang mempersiapkan diri merayakan Kenaikan Kristus ke Sorga yang jatuh pada Kamis, 25 Mei 2017. Juga menjelang umat Islam memasuki Bulan Suci Ramadhan.
Teror bom menjelang hari suci keagamaan ini adalah sebuah ironi. Sebab ketika umat beragama sedang mendamaikan dan menyucikan hati menyambut hari suci keagamaannya, pada saat yang sama juga, ada orang yang anti damai dan menyebar ketakutan di masyarakat.
PGI menyampaikan dukacita mendalam kepada para korban. Kiranya Tuhan memberi kekuatan bagi segenap keluarga yang ditinggalkan dalam menghadapi masa-masa sulit ini.
Kami menduga Bom Bunuh Diri ini merupakan bagian dari rangkaian teror bom dan berbagai bentuk kekerasan lainnya yang terjadi selama ini. Ini adalah cermin dari keseharian kita yang banal, dimana simbol-simbol agama telah dibajak oleh nafsu dan amarah. Selama pendekatan keagamaan kita berkutat pada suara keras, otot dan kekerasan, jumlah penganut, memaksakan kehendak seraya menegasikan mereka yang berbeda paham dan pandangan dengan kita, maka peradaban kita akan makin hancur. Para pelaku kekerasan atas nama agama, dengan pendekatan sedemikian akan memberi semangat baru kepada calon-calon lain untuk berbuat sama.
Sejatinya semua agama senantiasa mengajarkan damai, kasih dan kemanusiaan. Namun akhir-akhir ini makin banyak orang menjadikan agama sebagai penyalur kebencian, kekerasan dan penganiayaan. Dalam kaitan inilah kami menghimbau seluruh umat beragama untuk kembali kepada esensi hidup beragama, yakni membangun persudaraan sejati dimana kemanusiaan dan keadaban menjadi pijakan bersama di tengah keragaman budaya, agama dan kepentingan.
Di sisi lain, peristiwa ini juga tidak bisa dilepaskan dari abainya negara selama belasan tahun belakangan ini atas berkembangnya paham-paham radikalisme dan aksi-aksi intoleransi. Negara terlalu abai dengan munculnya ujaran-ujaran kebencian di ruang publik. Selama belasan tahun, negara bahkan terkesan memfasilitasi bertumbuhnya kelompok-kelompok yang mengedepankan kekerasan dan pembunuhan atas nama agama.
Dalam kaitan inilah PGI menghimbau:
1. Kepada seluruh umat beragama, khususnya kepada warga gereja, marilah kita bahu membahu bersama seluruh elemen bangsa yang berkehendak baik untuk merawat dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, perdamaian dan persaudaraan. Marilah kita menghentikan segala bentuk kebencian dan kekerasan yang hanya akan melahirkan masalah baru dalam kehidupn kita berbangsa dan bermasyarakat.
2. Marilah kita kembali menghidupi esensi dari ajaran agama kita masing-masing, yakni kemanusiaan, damai dan kasih; dan tidak menjadikan agama sebagai simbol atau alat untuk menghamburkan nafsu dan amarah di ruang publik.
3. Marilah kita semua dengan tekun memanjatkan doa kepada Tuhan agar bangsa kita diberkati dan mempercayakan penanganan musibah ini kepada pemerintah dan aparat negara.
4. Kepada pemerintah dan aparat kepolisian untuk mengusut tuntas musibah ini, dan dengan segala kewenangan yang dimiliki mengembalikan rasa aman dan tenteram masyarakat. Kami juga menghimbau pemerintah untuk sedia dan mampu menindak segala bentuk ujaran kebencian dan penistaan terhadap nilai-nilai dan simbol-simbol negara, karena hal-hal sedemikianlah yang –antara lain– menjadi pintu masuk bagi paham dan aksi radikalisme dewasa ini.
5. PGI menilai bahwa pelaku teror adalah mereka yang anti Pancasila. Pelakunya pasti adalah mereka yang mengharapkan bahwa negeri ini tak boleh damai dibawa idiologi Pancasila. Karena itu, bentuk teror bom ini adalah upaya untuk merongrong kewibawaan Pancasila sebagai ideologi negara. Salah satu tujuannya adalah perpecahan dan disintegrasi bangsa. Karena itu, PGI meminta agar pemerintah menanganinya dengan sungguh-sungguh. Tak boleh ada kompromi terhadap pelaku teror bom ini.
6. PGI mendorong agar pemerintah lebih menggiatkan program deradikalisasi kepada seluruh masyarakat, tidak hanya kepada aparat kepolisian. Agar masyarakat bisa lebih aktif terlibat dalam melawan radikalisme dan terosisme.
7. PGI menghimbau seluruh elemen bangsa untuk tetap bersatu padu dan tidak takut dalam menghadapi segala bentuk ancaman teror bom yang ada. PGI juga menghimbau agar masyarakat, khususnya umat Kristen, tetap tenang dan jangan terprovokasi. Kita serahkan semuanya kepada pihak yang berwajib. Bersihkan diri dan damaikan hati dalam merayakan hari suci keagamaan.
Akhirnya, kami mengucapkan Selamat Merayakan Kenaikan Kristus ke Sorga bagi umat Kristen! Selamat menyambut Bulan Suci Ramadhan bagi Umat Muslim!
Terima kasih,
Jeirry Sumampow
Kepala Humas PGI