Oleh: Pdt. Bernard TP Siagian
Roma 8:14
“Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah.”
Allah adalah Roh. Dia tidak dapat dilihat dan dijamah, bahkan gerak dan pekerjaan-Nya tidak dapat dipahami, karena Dia bukan materi. Semua materi adalah ciptaan Allah dari yang tidak ada menjadi ada. Allah yang adalah Roh itu sangat mencintai materi hasil karya-Nya itu, sehingga Ia pun menyatakan diri-Nya sendiri dalam materi karya cipta-Nya itu, bahkan pada akhirnya Ia sendiri menjadikan diri-Nya sebagaimana materi ciptaan-Nya, mengambil rupa dan wujud manusia. Ia menjadi manusia dan memiliki nama: Yesus.
Yesus disebut Anak Allah karena Ia lahir sebagaimana manusia dari seorang perempuan yang bernama Maria. Sesungguhnya Dia itu Roh adanya, namun karena cinta kasih-Nya semata-mata, supaya semua orang juga menjadi anak-anak Allah, Yesus menjelma dari dalam rahim seorang manusia. Dia bukan datang atau turun begitu saja dari sorga dengan cara lain dalam wujud yang lain. Dengan kelahiran-Nya itu sesungguhnya Dia juga mengatakan bahwa semua manusia adalah makhluk yang sangat dicintai-Nya. Makhluk manusia itulah yang dikaruniai-Nya Roh-Nya, yaitu diri-Nya sendiri; agar manusia semuanya boleh menjadi anak-anak Allah.
Namun ternyata manusia yang dikasihi-Nya itu tidak semua mau menerima dan percaya akan Dia, sehingga melakukan apa yang cemar dan mau tahu tentang dosa. Bahkan sebagian lagi menjadi terbiasa dengan dosa. Sebab Roh Allah tidak ada di dalam mereka, sehingga tidak dapat membedakan apa kehendak Allah dan apa kehendak dirinya sendiri. Hidup mereka tidak dipimpin oleh Roh Allah, melainkan kehendak hati mereka. Demikianlah akhirnya citra dan gambar Allah yang semula sempurna itu juga menjadi cacat. Karena dosa manusia itu bahkan semuanya menjadi binasa. Itulah makanya atas inisiatif Allah sendiri Allah akan menciptakan kembali segala sesuatunya, yang baru, di dalam Yesus Kristus. Laksana mendaur ulang, semua ciptaan yang lama diproses dalam “pabrik” yang bernama Manusia Yesus Kristus, Allah menjadikan manusia baru dan langit dan bumi yang baru, di mana Sang Anak Manusia, Yesus Kristus, adalah Kepala.
Roh Kudus berdiam di dalam diri setiap anak-anak Allah yang memimpinnya agar berpikir, berbicara dan bertindak sesuai dengan Firman Allah. Roh Kudus memimpin terutama dengan dorongan-dorongan batiniah untuk melakukan kehendak Allah dan mematikan perbuatan buruk tubuh, sehingga senantiasa selaras dengan firman Tuhan. (Rm 8:13; Fil 2:13; Tit 2:11-12; 1 Kor 2:12-13; 2 Ptr 1:20-21) Roh Kudus memberi pengarahan dalam hidup ini, yang bertentangan dengan keinginan-keinginan dosa dan memperhatikan kesalahan, sehingga sesuai dengan standar kebenaran Kristus dan mengerti akan hukuman Allah terhadap kejahatan. (Luk 4:1; Yoh 16:8-11; Kis 10:19-20; 16:6-7; Gal 5:17-18; 1 Ptr 2:11) Roh Kudus mendorong kita agar bertekun dalam iman dan mengingatkan kita mengenai kemurtadan dari iman pribadi dalam Kristus. (Rm 8:13; Ibr 3:7-14)
Seorang yang tidak dipimpin oleh Roh Allah akan menjadi semakin lemah dalam iman percayanya untuk menaati Allah dan melawan dosa, yang mengakibatkan kematian rohani dan menolak kebenaran. (Rm 1:28; 8:6, 13; Ef 4:17-19, 30-31; 1 Tes 5:19) Tetapi seorang anak Allah yang dipimpin Roh Allah menghasilkan kehidupan rohani yang penuh damai dan ketaatan kepada Allah. (Rm 8:6-13; Gal 5:22-23). Dorongan Roh Kudus datang oleh pembacaan firman Allah, dan kesungguhan hidup dalam doa serta ketekunan mendengarkan khotbah serta ajaran dan nasihat yang saleh. Anak-anak Allah akan menjalankan penyataan-penyataan Roh dan menjadi pemimpin Kristen yang dapat diandalkan. Amin!
DOA:
“Tinggal dan diamlah di dalam hatiku, ya Roh Kudus. Pimpin dan ajarlah aku menjadi anak Allah yang taat dan setia. Amin!”