Oleh: DR. DR. STEFANUS WIJI SURATNO, SE, MM,
Matius 5:23-24 (TB) Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Dalam khotbah Tuhan di Bukit banyak hal yang Tuhan lakukan perubahan dan cara hidup dalam beribadah. Saat kita berdoa bila ada sesuatu dengan saudara kita baik saudara kandung maupun saudara seiman kita harus tinggalkan dulu dalam doa dan ibadah untuk berdamai dulu baru kita kembali kepada Allah untuk doa dan ibadah.
Perintah ini mengajarkan kepada kita saat kita berkomunikasi dengan Tuhan hati kita harus bersih dari marah, dendam dan saling mengampuni. Mengapa Tuhan Yesus mengajarkan hal yang sangat prinsip ini? Tuhan mau hidup kita bersih saat menghadap Tuhan. Karena Tuhan kita adalah Kudus maka saat kita menghadap Tuhan hati kita juga harus bersih dan kudus adanya. ( I Petrus 1: 14-16).
Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya untuk hidup penuh kasih dan damai. Karena kasih dan damai inilah yang dapat menggerakkan hati Tuhan untuk mengabulkan segala permohonan kita.
Kita ingat awal kehidupan manusia saat Kain dan Habel mempersembahkan persembahan kepada Allah kenapa persembahan Habel diterima sedang Kain ditolak? Karena Allah melihat hati Habel jauh lebih baik dari Kain. Dimana hati Kain Penuh Amarah dan dengki. Allah kita adalah Allah yang konsisten yang tidak pernah berubah dari dulu, sekarang dan selamanya ( ibrani 13: 8). Allah ingin hati anak-anakNya memiliki hati yang penuh kasih dan damai dan penuh pengampunan. Bahkan saat Petrus bertanya berapa kali harus mengampuni? Tuhan Yesus menjawab 70 kali 7 . Artinya umat Allah harus meneladan Tuhan Yesus yang penuh pengampunsn. Ibaratnya dalam melihat kesalahan orang Allah itu seperti papan tulis sedang manusia seperti dipahat. Kesalahan manusia dimata Allah dapat dihapus namun manusia sulit menghapus kesalahan terhadap sesamanya. Hati yang keras inilah yang ingin Tuhan Yesus rubah. Bahkan Allah menegaskan kamu harus bisa saling mengampuni. Kalau kamu tidak bisa mengampuni maka Allah juga tidak akan mengampuni kesalahan kamu. Bahkan Tuhan Yesus memberikan penegasan lagi melalui perumpamaan melalui pengampunan dimana manusia yang dosanya besar diampuni oleh Allah tetapi melihat kesalahan kecil sesamanya tidak bisa memaafkan. ( Matius 18 :21-35 ). Kenapa seringkali doa-doa terhalang dan tidak terkabulkan? Mungkin salah satunya adalah hati kita tidak bersih masih penuh dengan amarah, irihati dan dengki dan dendam. Ayat-ayat diatas banyak mengajarkan bagaimana sikap hati kita saat menghadap Tuhan. Hati yang bersih, penuh kasih dan damai akan meluruskan segala jalan hidup kita dan segala yang kita lakukan akan dibuatNya menjadi berhasil.
Kesimpulan :
Tuhan Yesus ajarkan dan pimpin hati kami untuk memiliki hati seperti Engkau yang penuh kasih dan penuh pengampunan.
Salam kasih
DR. DR. STEFANUS WIJI SURATNO, SE, MM,
DOSEN PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHIYANGAN DAN UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI.