Tuhan Menghendaki Kita Menjadi Satu Di Dalam-Nya

0
1211

Oleh: P. Adriyanto

*_”Bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku melalui pemberitaan mereka. . supaya mereka menjadi satu sama seperti kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka menjadi satu dengan sempurna, agar dunia tahu bahwa Engkau telah mengutus Aku.”_*

*_Yohanes 17:20,22,23_*

Berbicara tentang persatuan, saya teringat akan legenda *The Three Musketeers* yang berprinsip *all for one and one for all* yang merupakan inti kekuatan dan kemenangan mereka.

Yang kedua, tanpa persatuan yang berlandaskan perbedaan suku, adat istiadat/budaya, agama, bahasa dan lain-lain, tidak mungkin 73 tahun yang lalu founding fathers kita berhasil membentuk negara kesatuan/NKRI *(terjadi unity in diversity)*

Beberapa tahun yang lalu, ketika saya memberi pelatihan kepada para branch managers dan lain-lain tentang pentingnya kerjasama dan persatuan, saya selalu mempergunakan analogi dari anggota tubuh manusia. Suatu saat, mata mengatakan bahwa dia adalah organ tubuh terpenting, tangan mengclaim dialah yang terpenting dengan alasan masing-masing. Akhirnya semua anggota tubuh ikut berargumentasi untuk mendapatkan pengakuan sebagai anggota tubuh terpenting. Ketika *ass hole*(lubang pantat) baru nimbrung, semua anggota tubuh yang lain mengejeknya sebagai bagian yang sama sekali tidak penting.

Karena merasa sangat terhina, maka si ass hole ingin balas dendam. Dia melakukan sabotase dengan  memblok/menyumbat lubangnya, sehingga tidak bisa BAB berhari-hari. Akibatnya perut menjadi mulas, mata berkunang-kunang, kepala pusing, kaki dan tangan menjadi lemas dan akhirnya masuk rumah sakit. Itulah sebabnya, dalam organisasi apapun, masing-masing bagian harus bersatu dan bekerja sama bukan sebaliknya saling menyepelekan bagian yang lain agar misi dan visi organisasi dapat dicapai.

Di samping nas di atas, Yesus terbukti sangat mengutamakan persatuan umat-Nya di mana Ia berdoa:

*”Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita,* *supaya dunia percaya*

*bahwa Engkaulah yang mengutus Aku.”*

*Yohanes 17:21*

Sebagai ex aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesis (GMKI), doa Yesus di atas yang dalam frasa lain disebut:

*”Ut Omnes Unum Sint”* adalah merupakan landasan dari gerakan oikumene untuk mempersatukan gereja-gereja yang terpecah-pecah menjadi begitu banyak denominasi. Perpecahan timbul karena hasrat ingin terkenal dan ada yang bermotifkan bisnis, sehingga mendirikan gereja sendiri dan menyakitkan hati Tuhan (padahal firman Tuhan sekali-kali  adalah persatuan -baca Korintus 12:12 dan 26).

Bulan lalu saya membaca di internet ada *daftar dari 100 gembala dan pendeta yang terkemuka di Indonesia.* Saya berpendapat ranking seperti itu sama sekali tidak penting, apapun kriterianya, karena hanya akan menyuburkan persaingan dan perpecahan, bukan persatuan yang Tuhan kehendaki. Saya secara pribadi lebih menghargai hamba Tuhan yang melayani jemaat di pelosok-pelosok yang terpencil yang melaksanakan kebaktian di rumah-rumah sederhana, di lapangan terbuka, bukan di gereja dan mal yang megah-megah.

Apabila kita menghendaki persatuan baik secara rohani maupun duniawi, kita harus mempunyai hati yang humble (rendah hati), tidak mementingkan diri sendiri dan tetap mengandalkan bimbingan Tuhan agar kita dipersatukan di dalam Bapa dan di dalam Kristus.

Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here