PDT. WEINATA SAIRIN: *MERAJUT MASA DEPAN DENGAN HIKMAT TUHAN*

0
1745

 

 

“Not to fix blame for the past, but to fix the course for the future”. (JF Kennedy)

 

Manusia hidupnya terarah menuju masa depan dan meninggalkan masa lampau. Masa lampau dengan berbagai kandungan cerita, berjuta pengalaman dan rangkaian tawa ria dan air mata duka bisa menjadi bahan pembelajaran dalam merajut masa depan. Manusia tidak boleh tertawan atau terpenjara pada masa lampau, bagaimanapun cerianya masa lampau itu. Manusia mesti melangkah kedepan, membuat sejarah baru, mengukir era baru.

 

Masa depan seseorang itu acapkali tidak bisa diduga, tidak bisa diprediksi secara matematik. Bisa saja seseorang bercita-cita ingin menjadi ahli hukum, tentara atau ahli di bidang keuangan. Tapi pada akhirnya ia menjadi seorang komposer. Seseorang yang berpuluh tahun menjadi OB, kemudian menjadi seorang pengusaha sukses karena ia mau berjuang dalam hidupnya.

 

Masa depan seseorang tidak selalu bergantung pada sukses atau jabatan dari orangtua keluarga besarnya, tetapi lebih pada komitmen, jerih juang dan upaya orang itu sendiri. Seseorang yang orangtuanya sukses dan berada pada puncak kepemimpinan harus meninggalkan sikap arogan dan dengan rendah hati memohon kepada Tuhan agar pada saatnya ia juga akan mengalami sukses seperti yang dialami oleh orang tuanya.

 

Konon ada dua hal penting yang mesti dimiliki seseorang tatkala ia berjuang mempersiapkan sebuah masa depan yaitu _rendah hati_ dan _tekun_. Sikap rendah hati, _humble_ sudah agak jarang dipraktikkan dalam kehidupan orang modern. Sikap itu dianggap kuno, konservatif dan bukan bagian dari sikap orang modern. Dalam sebuah dunia yang kehidupan manusianya nyaris digerakkan oleh perangkat digital, maka sikap rendah hati dianggap ‘ketinggalan zaman’.

 

Orang-orang “high class” acapkali menunjukkan sikap mereka yang rendah hati dalam menjalani kehidupan. The Secret Service, pengawal khusus Presiden Amerika, dibuat bingung karena Ny Roosevelt tidak mau ditemani oleh seorang pengawal pun. Tatkala Presiden baru saja terhindar dari percobaan pembunuhan, ia memaksa istrinya untuk menerima pengawalan. Istrinya malah menjawab : “Tidak ada seorangpun yang akan menembakku. Aku bukan orang penting! Sikap rendah hati acap dibarengi dengan sikap “melupakan” jabatan atau posisi dan menganggap bahwa diri kita bukan oramg besar! Uskup Edmund Dunne dari Peoria Amerika adalah seorang yang hebat dan luar biasa. Ia menguasai 9 bahasa dan kepemimpinannya bak sekali. Tetapi kapanpun ia melakukan pengakuan dosa, ia selalu mengatakan “Bapa, lupakan bahwa aku adalah seorang uskup. Anggaplah diriku sebagai orang biasa yang penuh penyesalan”.

 

Seseorang yang sedang menuju masa depan seharusnya juga adalah seorang yang tekun; yang tidak tergoda oleh banyak hal ditengah perjalanan, orang yang matanya tetap fokus terarah ke depan. Holman Hunt yang melukis the Light of the World pernah ditanya oleh seorang penggemar yang mengagumi caranya menggambar lingkaran yang sangat sempurna. Hunt menjawab : “Yang harus kau lakukan adalah latihan delapan jam sehari selama 40 tahun!”

 

Agama-agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan kita untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik dengan belajar dari pengalaman masa lampau. Pepatah kita yang diucapkan Kennedy mengingatkan agar kita tidak mencerca masa lampau tetapi merumuskan masa depan.

 

Kita tak usah mencari kambing hitam di masa lampau dengan begitu banyaknya masalah.yang kita hadapi di masa itu; kita harus mampu merumuskan masa depan. Jangan hidup kita di kuasai oleh beban sejarah masa lampau, kita harus menatap masa depan dengan lebih berani. Rumah besar Indonesia yang nyaman, aman, damai dan sejahtera, NKRI yang majemuk berdasar Pancasila dan UUD NRI 1945 itulah potret masa depan kita bersama di negeri ini.

 

Selamar berjuang. God bless.

 

*Weinata Sairin*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here