Oleh: Stefanus Widananta
Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.
Amsal 9;9
Pernahkah kita dikritik oleh orang lain? Pada dasarnya manusia lebih senang dipuji daripada dikritik, tidak mudah untuk menerima teguran dari orang lain.
Pada umumnya kita bereaksi negatif terhadap kritikan atau teguran terhadap kita, kita biasanya merasa tidak nyaman, tersinggung bahkan emosi dan marah.
Kritik adalah suatu tanggapan atau kecaman yang kadang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu pendapat atau hasil karya atau yang lainnya.
Lalu sebaiknya, apa yang harus kita lakukan ketika kita dikritik atau ditegur orang lain? Ada beberapa tip yang ada dalam kitab Amsal, jangan menanggapinya dengan amarah, kritiknya mungkin benar, kita memang perlu berubah, orang bijak akan menerima masukan dengan baik, teguran atau kritik tidak selalu buruk, adakalanya teguran dapat dipakai memjadi sarana Tuhan untuk membentuk kita dan disamping itu kritikan yang keras bisa jadi adalah bentuk kasih terbaik dari seseorang kepada kita.
Ketika kita dikritik, baik itu kritik yang benar atau dibuat-buat, dengarkanlah baik-baik dengan kepala dingin dan cernalah kata-katanya dan seringkali kritikan membuka wawasan berpikir kita dan yang tidak kalah pentingnya, kritikan seringkali membuat kita melakukan introspeksi diri
Sekarang, bagaimana sebaliknya, jika kita yang mengkritik atau menegur orang lain?
Yang paling penting adalah motivasi kita melakukan kritik, apakah untuk menolong atau memperbaiki orang lain atau untuk merendahkannya, supaya kita merasa menang dan dilihat orang lain sebagai orang yang pintar atau bijak?
Apakah kritik yang kita lakukan memuliakan Tuhan? Atau memang kita senang mengkritik orang lain?
Dalam kitab Amsal, dikatakan bahwa lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.
Tuhan Yesus memberkati.
