Oleh: P. Adriyanto
“Sementara mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut, ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungan dosa ini kepada mereka!” Sesudah berkata demikian, iapun meninggal.”
“Kis 7:59~60”
Apa arti dari integritas itu?
*Kejujuran/ketulusan dan prinsip moral yang tidak goyah*
Dalam kehidupan manajemen bisnis, orang yang punya integritas adalah orang konsekuen melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diucapkannya. Dengan perkataan lain, integritas adalah *satunya kata dengan perbuatan*
Dalam nas di atas, Stefanus menunjukkan bahwa sampai menjelang kematiannya ia tetap memegang prinsip moral untuk mengampuni orang-orang yang merajamnya dan tetap memegang teguh ucapannya.
Demikian juga Ayub, prinsip moral nya tidak goyah.
*”Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah.”*
*Ayub 27:5*
Sesuai pengamatan saya selama hampir 50 tahun, ada banyak pemimpin dan manajer yang integritasnya sangat tipis. Mereka ikut memutuskan dan berkomitmen untuk melaksanakan segala keputusan rapat, namun setelah itu melupakannya. Dalam pertanggungjawab-an dalam rapat berikutnya, mereka dengan mudah mengemukakan berbagai alasan untuk merasionalisasi dan menutupi perbuatannya yang menunjukan bahwa mereka tidak punya integritas.
Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, integritas ini sangat penting karena bisa menunjukkan kadar keimanan kita.
Berikut ini beberapa contoh nyata di mana cukup banyak orang Kristen yang tidak berintegritas:
* Berhasil menjadi juara, tapi dalam kata-kata ucapan terima kasih di depan para hadirin di acara pemberian award mengatakan antara lain, “saya ucapkan terima kasih kepada yang di atas. . . ” padahal ia adalah seorang Kristen. Saya salut kepada atlet dan selebritis yang tanpa ragu mengatakan, *”terimakasih kepada Tuhan saya Yesus Kristus. . . “*
* Dalam doa bersama yang dilakukan di kementerian atau perusahaan, banyak orang Kristen yang kikuk, sehingga yang Katolik tidak melakukan tanda salib dan yang lain tidak melipatkan tangan.
* Pada hari Minggu rajin beribadah di gereja, tapi sikap dan perilaku serta tindakannya setelah beribadah, malah tidak menunjukkan kasih: memaki-maki istri atau asisten rumah tangga, mengusir pengamen/peminta-minta dengan kasar, dll
* Mengkorupsi uang kolekte gereja dan menyalahgunakan dana gereja untuk kepentingan pribadi.
* Pada hari Minggu berkothbah dan memberkati jemaat, tapi sehari-hari berusaha menyuap pejabat untuk keuntungan bisnisnya.
*Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.”*
*Amsal10:9*
Dalam kehidupan kita, Tuhan juga menghendaki kita mempunyai hati yang tulus dan jujur (integritas). Oleh sebab itu kita harus memohon kepada Tuhan agar Ia mengaruniakan integritas yang tinggi kepada kita.
¹ *”Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau.”*
*Mazmur 25:21*
² *”Hamba tahu, ya Allah, bahwa Engkau menguji orang-orang untuk mengetahui apakah mereka benar-benar tulus; karena Engkau senang akan orang yang tulus hati. Hamba melakukan semuanya itu dengan hati yang tulus, dan hamba melihat umat-Mu memberi persembahan mereka dengan sukarela dan penuh sukacita.”*
*1 Tawarikh 29:17, FAYH*
Kita tetap harus bertahan dengan iman kita. Ada firman yang mengatakan bahwa bila kita bertahan, kita akan memperoleh hidup kita (Lukas 21:19).
Amin.