Menaruh Pengharapan kepada Allah

0
6137

 

 

 

Oleh: Pdt Martunas P. Manullang

 

Selamat pagi dan salam damai sejahtera bagi kita semua. Selamat Paskah.

 

PENGHARAPAN KEPADA ALLAH. MENARUH PENGHARAPAN KEPADA ALLAH.

 

Ini adalah bagian dari kesaksian Paulus di hadapan Feliks, Wali negeri di Kaisarea (23:23-26). Saat itu Paulus dituduh melakukan keributan di Bait Suci, oleh orang lain, yang tidak melihat dan mendengar kejadian itu, yaitu Imam Besar dan rombongannya (24:1).

 

Untuk menjawab tuduhan atau aduan itulah, Paulus, saat diberi kesempatan berbicara, untuk menjelaskan duduk perkaranya, ia pun menerangkan siapa dia dan apa yang sebenarnya dia telah lakukan. Paulus menerangkan “dirinya”, “imannya” dan “pelayanannya”.

 

Ayat renungan hari ini, menjadi bagian dari kesaksiannya, yaitu Kisah para Rasul 24:15:  “Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar.”

 

Hal ini menjadi sangat penting diungkapkan bukan hanya oleh Paulus, tetapi semua oleh orang percaya, sepanjang zaman. Dan karena itu, penting merefleksikan diri, iman dan pelayanan kita, dengan  memunculkan pertanyaan bagi kita orang percaya di zaman ini, sbb:

 

Pertama: Adakah Anda dan saya  (kita) masih menaruh pengharapan kepada Allah atas kehidupan dan kematian?

Kedua: Apakah kita benar-benar percaya akan adanya kebangkitan semua orang, termasuk  Anda dan saya (kita) sendiri?

Ketiga: Apakah kita (Anda dan saya) masih menyaksikannya? Masih terus melakukannya?

Membuat hal ini sebagai bagian dari pelayanan, persekutuan, pemberitaan dan kesaksian kita?

Adakah hal ini masih menafasi (mengisi, mendorong, menyemangati) atau bahkan mendasari kesaksian, pelayanan dan persekutuan yang kita bangun dan di dalamnya kita hidup dan bekerja?

 

MENARUH PENGHARAPAN KEPADA ALLAH. Atau BERPENGHARAPAN KEPADA ALLAH, terutama akan kebangkitan kita kelak, kiranya senantiasa memperbarui semangat hidup kita, hari ini dan hari mendatang. Apa pun persoalan yang kita hadapi. Bagaimana pun pergumulan yang sedang kita jalani.

Intinya adalah: MENARUH PENGHARAPAN KEPADA ALLAH. Atau TETAP BERPENGHARAPAN HANYA PADA ALLAH.

 

Bila kita tetap menaruh pengharapan kepada Allah, dalam keyakinan akan Kuasa-Nya dalam kebangkitan Yesus Kristus, maka kita pun, boleh yakin dan percaya serta berpenghsrapan penuh, bukan hanya dibangkitkan dari kematian tetapi juga menerima anugerah-Nya yang amat besar: “pengampunan dosa, kebangkitan daging dan kehidupan kekal”. Anugerah keselamatan, yaitu hidup kekal.

 

Pengharapan akan kehidupan kekal inilah, sesudah kebangkitan kita kelak, yang seharusnya kini memengaruhi seantero kehidupan kita. Memengaruhi totalitas kehidupan kita. Terutama soal pengendalian diri, kebenaran, iman, pengharapan akan kehidupan kekal atau hidup yang akan datang dialaskan hanya pada Yesus Kristus yang bangkit dan hidup.

 

Hanya  Dialah yang menentukan hidup kita, kini dan masa mendatang. Bukan manusia, bukan dunia, bukan pejabat, bangsawan, penguasa, pemerintah dan kekuatan atau kekuasaan apa pun  dan mana pun. Langkah kita sejak hari ini ke hari depan, terkait diri, iman dan pelayanan kita, kiranya akan selalu didasarkan atas penyataan iman dan kesaksian kita: AKU MENARUH PENGHARAPAN KEPADA ALKAH. YA, HANYA KEPADA ALLAH, MELALUI YESUS KRISTUS YANG BANGKIT DAN HIDUP.

 

Selamat beraktivitas di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

 

Pdt Martunas P. Manullang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here