Tidak Pernah Merasa Puas

0
4256

 

 

 

Oleh: P. Adriyanto

 

“Mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam  berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.”

*1 Timotius 6:9*

 

Di sebuah kolam hiduplah sekelompok katak. Katak-katak ini dipimpin oleh seekor katak jantan yang otokratis dan kejam, sehingga mengakibatkan katak-katak yang lain merasa tidak puas dan mereka memohon kepada dewa agar pemimpin mereka bisa segera diganti.

Dewa mengabulkan doa mereka dan segera mengganti pemimpin mereka.

 

Datangnya pemimpin ini disertai dengan bunyi gejolak air yang dahsyat, buuum, dan menimbulkan gelombang besar. Setelah air kolam menjadi tenang kembali, maka para katak berbondong-bondong dengan hati gembiranya menyambut kedatangan sang pemimpin. Namun tidak lama mereka mulai kecewa karena sang pemimpin diam saja dan tidak memberi reaksi apa-apa. Karena jengkel, para katak ini kemudian melompat menaiki tubuh sang pemimpin bahkan ada yang mengencinginya.

Tetap saja tidak ada reaksi dari pemimpin tadi karena ia adalah sepotong balok kayu.

 

Karena sangat kecewa, para katak ini kembali berdoa minta pemimpin yang tegas.

Sekali lagi dewa mengabulkan permintaan mereka dengan mengirim seekor bangau jantan. Bangau ini bahkan jauh lebih kejam dari katak pemimpin mereka terdahulu. Banyak katak yang luka-luka dan mati karena dipatok oleh bangau tersebut.

 

Cerita fabel di atas mencerminkan sikap mental manusia yang selalu mengeluh dan tidak pernah merasa puas.

Sudah memiliki sebuah mobil, timbul keinginan untuk memiliki mobil yang lebih mahal, sudah memiliki rumah yang cukup bagus, tapi menginginkan rumah yang lebih besar dan lebih mewah. Sudah mempunyai istri yang cantik dan bijak, tapi masih ingin berselingkuh, dan seterusnya. Manusia semacam ini hanya mendasarkan hidupnya pada *keinginan* yang tidak pernah terpuaskan dan yang mendorong orang untuk serakah, bukan pada *kebutuhan.*

Hidup sederhana dan berkecukupan itulah yang dikehendaki Tuhan.

*”Asal ada makanan dan pakaian cukuplah”*

*1 Timotius 6:6*

Kita juga jangan menjadi hamba uang (Ibrani 13:5).

 

Ada kata bijak dari Mahatma Ghandi:

*”Lord provides enough to satisfy every man’s need, but not every man’s greed.”*

Tuhan memberi kecukupan untuk memuaskan setiap kebutuhan manusia, tapi tidak untuk setiap keserakahan manusia.

Orang yang serakah dan tidak pernah puas, akan selalu mengeluh dan khawatir tentang masa depannya, sehingga hidupnya tidak pernah merasa tenang.

Sebaliknya, kita sebagai anak-anak Tuhan harus selalu mengucap syukur dalam segala kebutuhan yang disediakan Tuhan.

*”mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam  Yesus Kristus bagi kamu.”*

*1 Tesalonika 5:18*

 

Kita tidak perlu gelisah seperti katak-katak, asal kita tidak serakah, maka Tuhan pasti akan menyediakan segala kebutuhan kita.

Amin.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here