Oleh: Pdt. Stefanus Hadi Prayitno
Nas : “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama,..”(Kis.1:14a)
Dalam sebuah tim sepakbola, “posisi penyerang” bagamanapun adalah “posisi vital”. Kenyataannya, rata-rata penonton bola hanya peduli pada si pencetak gol. Maka, para bintang sepak bola banyak berposisi sebagai penyerang yang memang tugasnya “mencetak gol”.
Dalam dunia musik, posisi sebagai “vokalis” dalam sebuah band adalah posisi penting. Band yang kehilangan vokalis akan menghadapi masalah besar karena pendengar musik kebanyakan hanya peduli dan hafal suara khas si vokalis saja. Maka, para vokalis biasanya juga sosok yang paling dikenal, bahkan menjadi pemimpin dan juru bicara band.
Namun ada yang aneh dengan “gereja Zaman Now”. “Posisi kunci” mereka justru kerap diabaikan.
Apakah kita sedang membicarakan “para gembala”? Tidak.
Para pengkhotbah? Musisi?
Pemimpin pujian?
Atau donatur gereja?
Ini adalah tentang “Pendoa.” Ya, Pendoa sesungguhnya adalah posisi kunci.’
Sejarah gereja mula-mula menunjukkan hal itu.
“Doa bersama adalah kebiasaan gereja saat itu” (Kis 1:14).
“Doa bersama” menguatkan para murid khususnya di masa-masa setelah Yesus terangkat dan Roh Kudus belum dicurahkan.
Doa bersama juga adalah yang menguatkan jemaat saat menghadapi aniaya (Kis 4:31).
Doa bersama membawa mukjizat kelepasan (Kis 12:5, 16:25).
Doa bersama juga mengawali pengutusan penginjilan pertama (Kis 13:2-3)_
Ya, “doa adalah kekuatan utama orang beriman”.
*Memang hingga saat ini, doa bersama tetap dilakukan di gereja.* Persekutuan doa mungkin juga adalah salah satu acara rutin. Tapi, nyatanya mereka yang terlibat dalam pelayanan sebagai pendoa relatif sedikit jika dibandingkan pelayanan lainnya.
Berapa banyak pula jemaat yang melakukan kebiasaan doa, bukan semata sebagai rutinitas, tapi sebagai kebutuhan dan sumber kekuatan? Jujur saja, tidak banyak. Bahkan tidak sedikit orang beriman tidak punya kebiasaan doa selain doa makan dan sebelum tidur.
Doa bukan hanya hal vital bagi gereja, tapi juga bagi kita semua orang beriman.
“Martin Luther King, Jr” bahkan mengatakan, ‘Menjadi orang beriman tanpa berdoa itu lebih mustahil dari hidup tanpa bernapas’.
Doa adalah napas orang beriman. Mengabaikan doa akan membuat gereja tumpul, dan membuat kehidupan kita sebagai orang beriman mati.
Bagaimana dengan kita?
Saudaraku, Marilah kita mengawali segala sesuatu aktifitas-kegiatan dengan doa yang artinya kita melibatkan Tuhan dalam aktifitas kita..
*Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua…Amin*