Oleh: Pdt Martunas P. Manullang.
Salam damai sejahtera bagi kita semua.
TUHAN MENYELAMATKAN YUNUS. TUHAN MENYELAMATKAN KITA. KESELAMATAN ADALAH DARI TUHAN.
Inilah sebagai kabar baik bagi kita, sebagaimana pesan ayat renungan hari ini. Dari Yunus 2:6, berbunyi sebagai berikut: “Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itu Engkau menaikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.”
Seperti kita ketahui pasal 2 dari kitab Yunus ini berisi “doa ucapan syukur Yunus” saat dia berada dalam perut ikan (Yunus 2:1).
Mengapa Yunus berada di dalam perut ikan? Karena TUHAN yang menyuruh seekor ikan besar untuk menelan Yunus (Yunus 1:17), untuk menyelamatkannya, karena para penumpang kapal yang bersama dengan dia, membuangnya ke laut, demi keselamatan mereka, yaitu seluruhnya orang-orang yang ada dalam kapal (Yunus 1:15).
Siapakah Yunus ini? Dia adalah seorang nabi, utusan TUHAN, yang sebelumnya disuruh pergi ke Niniwe untuk menyampaikan firman TUHAN, tetapi Yunus melarikan diri ke Tarsis melalui kapal laut. Ia menganggap perintah Tuhan boleh dihindari, lalu ia menetapkan pilihannya, lebih daripada menaati suruhan TUHAN.
Yunus memilih berlayar ke tempat lain untuk menjauhkan diri dari Allah yang menyuruhnya. Apa yang terjadi? Yunus, dalam pilihan yang menjadi pelariannya, kini berada di dalam sebuah kapal.
Di tengah laut kapal yang ditumpanginya terancam tenggelam oleh ombak besar, di situlah Yunus sadar akan kesalahannya, lalu Yunus meminta agar dia dicampakkan ke laut, agar gelombang berhenti dan laut reda. Mereka mencampakkan (membuang) Yunus ke laut, dan ombak pun berhenti (Yunus 1:2-17). Yunus pasal 2 ini, menceritakan juga tentang pertobatannya.
Dan ayat renungan hari ini, bagian dari doa Yunus di dalam perut ikan, yang berisi suatu pengakuan akan kehidupannya sendiri yang di ambang kematian; namun TUHAN menyelamatkannya.
Saat Yunus tenggelam, ….. telah sampai ke dasar bumi, ….. namun saat itulah TUHAN menyelamatkannya. “Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku”, demikian ungkapan pengakuan Yunus.
Dari ungkapan Yunus ini, kita dapat merasakan betapa “gejolak jiwa dan luapan perasaannya ditumpahkan” yang menggambarkan keadaannya saat itu. Inilah yang nyata benar dan “terasa amat menggugah” dari pernyataannya di atas:
a. AKU TENGGELAM KE DASAR BUMI;
b. PINTUNYA TERPALANG DI BELAKANGKU UNTUK SELAMA-LAMANYA.
c. KETIKA ITULAH ENGKAU NAIKKAN NYAWAKU DARI DALAM LIANG KUBUR, YA TUHAN, ALLAHKU.
Apa yang dapat kita renungkan dari ayat ini?
Pertama: Yunus menghadapi masalah besar saat ia mengutamakan pilihannya dari pada menaati Firman TUHAN dan menuruti kehendak-Nya.
Kedua: Yunus sudah sangat dekat dengan kematian (akhir hidupnya), saat ia melarikan diri dari kehendak TUHAN. Namun, TUHAN, dalam kasih-Nya yang amat besar, “menaikkan nyawanya dari liang kubur”, “menghidupkan, mengangkat dan menyelamatkannya”. Ketiga: Bagi Yunus, yang setelah ia menyadari kekeliruannya merespon suruhan TUHAN, dan merasakan pendisiplinan dari TUHAN; ia pun berseru kepada TUHAN. TUHAN mendengar seruannya minta tolong, TUHAN pun menganugerahkan pengampunan bagi Yunus dan menyelamatkannya. Keempat : Bagi Yunus, kini TUHAN itu adalah Allah yang berlimpah kasih setia, penuh rahmat dan suka mengampuni. TUHAN adalah sumber keselamatan.
Bagi kita orang percaya yang hidup di zaman ini, kiranya boleh tetap percaya, bahwa TUHAN, yang menyelamatkan Yunus, juga akan menyelamatkan kita.
Dan dalam anugerah dan kasih serta pengampunannya yang amat besar, yang sungguh luar biasa; kita bukan saja sudah diselamatkan tetapi masih diberi kesempatan untuk “menyampaikan firman-Nya” agar orang yang mendengarnya menyesali dosa-dosanya, bertobat, kembali menaati TUHAN dalam seluruh aspek hidupnya, dan setiap hari membuka diri untuk pembaruan hidup.
Selamat beraktivitas di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Pdt Martunas P. Manullang.