Allah Mengasihi dan Memberkati Kita

0
2512

Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan

 

 

Saudara yang dikasihi Yesus,

 

Berbicara tentang kasih tidak ada habis-habisnya dari waktu ke waktu, ini dapat terlihat dalam  khotbah minggu dengan  berturut-turut. Mengapa bisa terjadi demikian? Apa yang mendasarinya?  Yang pasti memang ajaran Yesus adalah  KASIH. Sebagaimana tertulis dalam Matius 22 : 37-39 “jawab Yesus kepadanya ; ” kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”. Hukum yang kedua adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Pengajaran Yesus tentang kasih, memang sangat relevan dari waktu ke waktu, berguna bagi siapa saja ( mulai dari sejak kandungan hingga akhir hidup). Tidak memandang status ekonomi apa, sosial apa, pendidikannya apa dan agamanya apa?. Artinya pengajaran Yesus tentang kasih bersifat kekal atau tidak berkesudahan ( 1 Kor 13 : 8). Kasih tersebut akan ada selama-lamanya karena Allah menjanjikan kehidupan abadi kepada hamba-hambanyaNya yang setia (Mazmur 37:9-11,29). Pengajaran Yesus tentang kasih itu disampaikanNya secara khusus kepada murid-muridNya. Nampak dalam teks ini Yesus mempersiapkan murid-muridNya menghadapi segala situasi/kondisi/keadaan/ sikap baik dalam yang baik atau terburuk sekalipun ketika mereka terlihat dan melayani Allah. Pengajaran Yesus kepada murid-muridnya adalah hidup saling mengasihi. Pengajaran Yesus ini disampaikan kepada  setelah Yudas meninggalkan mereka saat ada perjamuan yang terakhir karena Yudas sudah kerasukan setan. Yesus melihat bahwa peristiwa itu adalah suatu kesempatan bagiNya untuk mengingatkan murid-muridNya agar hidup saling mengasihi dan berakar pada kasih Yesus Kristus. Dalam nas ini terdapat bahwa kasih Kristus :

1) kasih Kristus itu berakar dari kasih Allah Bapa yang mengasihiNya demikian juga maka Yesus mengasihi murid-muridNya dan Yesus mengajak mereka supaya tinggal didalam kasih Yesus ( ay 9) dan menjadi sahabat-sahabat Yesus dan Yesus berpesan agar murid-muridNya perbuat seperti yang Yesus Perbuat bagi mereka ( ay 13-14).

2) Panggilan untuk menghasilkan buah.

Pemilihan Yesus terhadap murid-muridNya adalah keputusan Yesus yang absolut ini adalah dalam rangka untuk mewujudkan Missi Allah yakni supaya mereka pergi untuk menghasilkan buah yang tetap. Yesus memberi garansi/jaminan kepada mereka yang disuruh menunaikan Missi Allah tersebut yaitu pengabulan permintaan.

 

Saudara yang dikasihi Yesus,

Bagaimana perintah Yesus /pengajaran Yesus ini dalamkonteks masa kini?

Situasi pada masa yang memberikan pengajaran itu sangat berbeda dengan situasi sekarang. Namun yang terpenting hendaklah diperhatikan  bahwa perintah untuk saling mengasihi itu masih sangat relevan hingga sekarang. Situasi bisa berbeda namun  pengajaran Yesus tentang kasih tetap sama maknanya bahwa kasih itu ada kekuatan didalamnya dan orang yang mengasihi adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri. Hal ini dapat kita lihat dalam 1 Kor 13:4-7 kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan pada orang lain , tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran;menutupi segala sesuatu; percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih yang diuraikan diatas hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang sudah menghidupi karakter Kristus. Sebagaimana sudah pernah terjadi, seorang Missionaris  yang datang ke India, lalu ia bertanya kepada Mahatma Gandhi, jawabnya bisa dengan catatan mereka harus melakukannya dengan karakter Yesus yang adalah KASIH. Pernyataan beliau ini sangat benar bahwa pemberitaan injil berintikan dengan PENYEBARAN KASIH. Penyebaran kasih bukan hanya dengan kata-kata saja tetapi harus dibuktikan dengan nyata. Sebagaimana ada kalimat yang mengatakan A simple  act of caring creates endless ripples. Artinya kebaikan yang kita ciptakan pasti akan kembali kepada hidup kita. Siapa menuai kebaikan maka akan menuai kebaikan berlipat ganda.

 

Setiap manusia pasti menghadapi tantangan dalam kehidupan apalagi ketika seseorang itu hendak menaburkan kasih Allah dalam perjalanan hidupNya. Sebagaimana sebuah syair lagu menuliskan antara lain. Kutanya hari sabtu kamu kemana? Jawabnya ke gereja. Kutanya hari minggu kamu kemana? Jawabnya ke gereja. Tapi mengapa hidupmu tidak berubah?

Tapi mengapa hati dan mulutmu tidak dijaga?

 

Apa yang membuat demikian bisa terjadi dalam umat Kristen?

1) sifat individualistis, disebabkan sejak maraknya arus globalisasi dan didukung berkembangnya teknologi yang canggih. Ini tergambar:

a. Kurangnya Komunikasi

b. Kurang kepedulian terhadap  orang lain

C. Minimnya interaksi dengan orang lain

 

2) sifat kebencian

a. Kurangnya pengetahuan dan perasaan  takut

b. Mengalami kekerasan

c. Meracuni pikiran.

 

Ada 5 faktor penghambat rasa untuk mengasihi

 

1. Takut dikritik

2. Takut membuka hati

3. Takut tidak menjadi cukup baik

4. Suka menghakimi orang lain dan diri sendiri

5. Kurangnya aktualisasi diri.

Demikianlah orang yang sulit mengasihi, melalui firman ini kita diajak  supaya tetap hidup dalam kasih dan mempraktekkan kasih itu kepada sesama sebagaimana yang telah Yesus perbuat kepada murid-muridNya demikan jugalah kita perbuat terhadap sesama kita.

Amin.

 

Selamat hari minggu

Salam Marturia

Pdt. Dr. Anna Ch. Vera Pangaribuan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here