Oleh: P. Adriyanto
“Lidah walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.”
*Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.”
*Yakobus 3:5*
Apa yang dimaksud dengan ujaran kebencian atau verbal abuse itu?
Berit Brogaard, D. M Sci, Phd, seorang professor filosofi, mengatakan bahwa verbal abuse atau verbal bullying/verbal violence pada intinya adalah pernyataan/ucapan negatif yang dapat menyakiti hati orang lain. Beberapa bentuk ujaran kebencian adalah, mempersalahkan, menista, menghakimi, mengcounter pendapat orang lain secara berlebihan dan menyembunyikan kebenaran/ identitas (withholding), kutukan, dll.
Orang/sekelompok orang (golongan) yang menjadi korban ujaran kebencian akan menderita *emotional damage*
Di antara orang percaya banyak yang tidak menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari juga melakukan hate speech terhadap anak, spouse (suami atau istri), anak buah dan orang-orang lain walaupun tidak bersifat politis/perbedaan agama.
Contoh: pernyataan yang disampaikan dengan amarah/emosional seperti, kamu bodoh!!, anak durhaka, semoga tertabrak mobil, kamu pengecut!! , dll.
Jangan biasakan kita melakukan ujaran kebencian, di mana kita harus belajar mengekang lidah kita. Ada beberapa nasehat yang dapat kita jumpai dalam Alkitab selain nas di atas:
* *Amsal 18:21*
*”Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa yang menggunakannya akan mamakan buahnya.”*
Orang yang melakukan hate speech dapat dituntut secara hukum terutama bila disampaikan dan diviralkan melalui media sosial. Sebaliknya, apabila kita menggunakan lidah untuk sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi orang lain, maka akan mendapat berkat dari Tuhan.
* *Amsal 12:18*
*”Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.”*
* *Amsal 15:4*
*”Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah orang melukai hati.”*
* *Amsal 10:19*
*”Di dalam banyak bicara pasti banyak pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”*
* *Matius 7:1*
*”Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. “*
(baca ayat 1~5)
* *Roma 2:1*
*” Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, jangan menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.”*
Kita harus belajar bersabar, dapat mengekang emosi dan lidah kita. Kuda dapat dikekang dan kapal laut sebesar apapun dapat dikendalikan oleh kemudinya. Oleh sebab itu, kita harus juga belajar dengan bimbingan Tuhan untuk hidup bijak dengan menjaga lidah dan bibir kita.
Amin.