Oleh: Pdt Martunas P. Manullang.
Selamat pagi dan salam damai sejahtera bagi kita semua.
TUHAN = ALLAH YANG KUDUS, PENGHARAPAN DAN PERLINDUNGAN KITA.
Inilah salah satu sifat atau hakikat Allah yang diungkapkan pada 1 Samuel 2:2, yang menjadi ayat renungan hari ini. Selengkapnya berbunyi sebagai berikut : “Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.”
Ini adalah bagian dari doa dan pujian-pujian Hana, seorang perempuan yang tadinya mandul, tetapi baru saja mendapatkan seorang anak laki-laki, yang diberi nama “Samuel”, sesuai dengan pengakuannya: “Aku telah memintanya dari pada TUHAN.”(1 Sam.1:20).
Telah lama Hana menginginkan seorang anak, dan untuk anak ini pula Hana secara sungguh-sungguh berdoa dan menumpahkan/mencurahkan segala isi hatinya kepada TUHAN dalam doa dan air mata. Hana benar-benar memasuki suatu pengalaman dengan TUHAN, dari pengenalannya yang semakin bertumbuh dan berkembang melalui “penderitaan” yang dialami dan dirasakannya.
Kedua hal ini, yaitu “pengenalan akan TUHAN” dan “pengalaman dengan TUHAN”, membuat “iman” Hana “semakin kuat dan teguh”.
Seturut dengan namanya “Hana”, yang berarti “kasih karunia”, demikianlah Hana memang memerlukan kasih karunia TUHAN dalam menjalani kehidupan yang dirasakan “penuh beban” karena belum mendapatkan seorang anak.
Tahun berlalu, dengan “ketabahan dan pengharapan” saat menjalani “masa-masa kesedihan dan kekecewaan”, “iman Hana mulai terbangun”. Dalam ketekunan dan kesungguhannya berdoa kepada TUHAN, memohon seorang anak laki-laki, TUHAN-pun menjawab doanya.
Tiga tahun berselang, setelah anaknya lahir dan disapih, Hana menepati janjinya, menyerahkan anaknya kepada TUHAN, melalui imam Eli.
Di hadapan Eli, Hana berkata: ” …. akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserah ia kiranya kepada TUHAN.” (1 Sam.1: 27, 28).
Sesudah mengatakan hal itu kepada Eli, lalu Hana pun berdoa. (1 Sam. 2:1-10).
Doa, pengakuan, kesaksian dan pujian Hana ini, tentang TUHAN = ALLAH YANG KUDUS (1 Sam. 2:2), Dialah yang menjadi kekuatan bagi Hana. Doa dan pujian Hana ini, juga adalah “nyanyian jiwanya”, “ungkapan sukacita dan rasa syukurnya”, atas apa yang telah diperbuat TUHAN atas hidupnya, (di sini, dengan kelahiran Samuel), dan pengenalan serta imannya kepada TUHAN, semakin bertambah dan bertumbuh.
Bagi Hana, TUHAN ADALAH SEGALANYA. Dia-lah TUHAN, Allah yang mahatahu (3), mematikan dan menghidupkan (6), nembuat miskin dan kaya (7), menegakkan orang hina, mengangkat orang miskin (8), dan TUHAN-lah yang mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya (10). Hana menyanyi dan memuji TUHAN, sebab kini ia dapat memberikan (menyerahkan) anaknya untuk melayani TUHAN. Hana memuji dan memuliakan TUHAN, atas segala hal besar yang dilakukan-Nya bagi umat-Nya.
Apa artinya ini bagi kita orang percaya yang hidup di zaman ini? Sangat sederhana, yaitu untuk mengungkapkan pujian dan syukur, untuk menyaksikan iman dan percaya kita kepada TUHAN, atau paling tidak untuk menyatakan bagaimana pengenalan, pengalaman dan iman atau kepercayaan kita kepada TUHAN, ALLAH YANG KUDUS, MAHA KUASA, MAHATAHU, MAHA ADIL, MAHA KASIH, dan seterusnya.
Mengungkapkan bagaimana TUHAN, ALLAH yang memelihara dan menyertai kehidupan kita. Betapa banyak kasih karunia-Nya yang telah kita terima. Atau singkatnya, menyaksikan perbuatan TUHAN dalam kehidupan kita masing-masing.
Selamat beraktivitas di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. AMIN.
Pdt Martunas P. Manullang.