Oleh: Mathew Henry
Filipi 3:7-9
8 “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, 9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan”.
Ketika seseorang belum mengenal Kristus hidupnya akan berpusat kepada dirinya pribadi. Segala sesuatu dilakukan untuk memuaskan keinginan pribadinya. Di dalam upayanya untuk memuaskan dirinya akan selalu terdapat sesuatu yang menjadi hal yang paling berharga di dalam hidupnya karena dianggap akan memberikan kepuasan dan kebahagiaan. Hal yang paling berharga tersebut dapat berupa nama baik, karier, uang, kendaraan, rumah dan sebagainya. Hal yang dinilai paling berharga tersebut akan terus diperjuangkan untuk diraih dan dipertahankan untuk memberikan kepuasan kepada orang tersebut.
Ketika seseorang mendapatkan kasih karunia keselamatan dari Allah seharusnya pusat hidupnya bergeser dari yang “self centric” menjadi “God centric”. Dari yang sebelumnya berpusat kepada hasrat pribadinya menjadi apa yang Allah inginkan.
Itulah yang terjadi pada Paulus. Sebelum Paulus mengenal Kristus, dia begitu membanggakan berbagai hal di dalam hidupnya, seperti lahir dari suku Benyamin, seorang Farisi yang taat, belajar dibawah bimbingan Gamaliel seorang guru yang hebat dan juga seorang penganiaya orang percaya. Tetapi begitu dia bertemu dan mengenal Kristus, Paulus mengatakan : “segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku”. Bahkan segala sesuatu dianggap sampah oleh Paulus. Terjadi perubahan radikal. Perubahan pusat hidupnya dari yang sebelumnya membanggakan berbagai hal fisik menjadi kepada pengenalan terhadap Kristus menjadi hal terpenting baginya.
Bagaimana dengan kita ? Apakah yang menjadi pusat hidup kita ? Apakah yang menjadi hasrat terkuat di dalam diri kita sebelum dan sesudah mengenal Kristus tetap sama atau telah terjadi perubahan ?