Pdt. Weinata Sairin: Sukses itu Buah Kerja Keras dan Wujud Sikap Etik

0
1435

“Not in time or circumstances but in the man lies success” (Charles B. Rouss)

 

Setiap orang pada level manapun, dalam kapasitas dan kompetensi apapun selalu menginginkan keberhasilan dalam hidupnya. Oleh karena itu setiap orang berjuang keras dengan berbagai cara untuk mencapai keberhasilan, sukses.

 

Merumuskan atau menetapkan cita-cita itu memang beragam cara dan prosesnya. Ada seseorang misalnya yang bercita-cita ingin jadi sastrawan atau penulis. Ia menyampaikan cita-cita itu kepada orangtua. Tapi orang tua, baik ayah maupun ibu memahami cita-cita untuk menjadi sastrawan itu amat ideal namun tidak bisa menjadikan seseorang itu mandiri, utamanya dalam bidang ekonomi. Maka dapat dipastikan bahwa cita-cita menjadi sastrawan itu tidak direkomendasikan oleh orangtua. Mereka malah menginginkan sang anak menjadi teolog. Ini contoh kasus bagaimana cita-cita yang dikandung oleh seseorang itu tidak selalu ‘mulus’ bisa terkendala sejak awal oleh sebuah rekomndasi atau bisa juga gagal ditengah jalan.

 

Keberhasilan sebuah cita-cita memang sejak awal harus sudah diperhitungkan dengan saksama. Mulai dari penetapannya, berapa lama dicapai, biaya yang mesti disediakan dan prospek bidang/ilmu itu dimasa depan. Biasanya orang tua kita memiliki “obsesi” sendiri dalam hal penetapan cita-cita anaknya. Di zaman dulu seorang anak kecil jika ditanya apa cita-citanya, selalu memiliki jawaban ‘klise’ “mau jadi dokter”, “mau jadi pilot” atau “mau jadi tentara”

 

Jawaban klise itu tentu saja didesain berdasarkan keinginan orang tua di suatu zaman tertentu dan dari latar belakang keluarga. Di zaman yang makin modern “jawaban klise” itu tentu saja makin berkembang dan “daftar cita-cita” menjadi semakin banyak dan beragam.

 

Dalam hal seseorang mencita-citakan suatu jabatan tertentu, di bidang apapun, prosesnya lebih rumit dibanding dengan cita-cita yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Pencapaian cita-cita yang ada kaitan dengan dunia pendidikan, pertarungan yang terjadi biasanya pada saat proses penyusunan tugas akhir : skripsi, tesis, disertasi. Ada soal penelitian disana, kepustakaan dengan buku-buku yang baru dan penulis yang ahli dibidangnya.

 

Ada juga orang yang mengambil jalan pintas dalam mengerjakan tugas akhir. Mereka membayar sebuah tim profesional penyedia jasa penyusunan skripsi/tesis/disertasi yang biasa ditemui di kota-kota besar. Penyedia jasa seperti ini konon marak di beberapa kota besar karena memang dibutuhkan para pengguna. Dampak negatif dari kondisi ini bisa kita lihat dengan jelas ketika bertemu dengan orang-orang bergelar ternyata tidak memiliki pemikiran yang cemerlang, sejalan dengan gelar yang mereka miliki.

 

Kasihan memang mereka orang–orang pada level high class tapi melakukan cara-cara seperti itu untuk memperoleh gelar akademis, lebih kasihan lagi dunia akademis dan (oknum) lembaga pendidikan tinggi yang diduga memberi ruang dan atau ikut dalam praktik seperti itu.

 

Untuk menduduki sebuah jabatan, misalnya di pemerintahan, prosesnya lebih rumit dibanding menjadi sarjana. Mulai dari proses pendaftaran, kesiapan dana, tim sukses, materi kampanye, dukungan partai politik (jika pencalonan lewat jalur partai) dan berbagai hal lainnya. Kecermatan sangat diperlukan dalam melengkapi berkas pendaftaran, kekurang-lengkapan dokumen, misalnya legalisasi ijazah, bisa membuat gagal dalam proses pencalonan.

 

Untuk menggapai sukses dibidang apapun memang seseorang harus bekerja keras, berkurban, menaati prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tak ada jalan pintas, tak boleh melawan hukum atau menafikan moral dan etik. Sebagai orang beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kita semua harus hidup dengan menaati prosedur, taat hukum, bertindak sesuai dengan moral dan etik.

 

Menurut pepatah yang dikutip di awal artikel ini kesuksesan seseorang tidak terletak pada realitas waktu, kondisi yang menyekitari tetapi pada orang itu sendiri. Ia harus bekerja keras, tidak berlaku curang, konsisten, jujur, taat prosedur, dan memohon bimbingan dan berkat Tuhan Yang Maha Esa.

 

Selamat Berjuang. God bless.

 

*Weinata Sairin*.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here