Oleh: Stefanus Widananta
Sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu
Kejadian 3;19b
Hari ini kita semua memperingati hari Rabu abu, empat puluh hari menjelang Paskah, umat diajak untuk menghayati karya keselamatan Allah melalui Kristus yang mati dan bangkit, dengan berpuasa.
Kita diingatkan akan kefanaan, kelemahan dan keberdosaan kita di hadapan Allah.
Rabu abu merupakan awal dari masa Prapaskah yang ditandai dengan instrospeksi diri, pertobatan dan kesediaan menerima pembaruan diri.
Alkitab secara jelas menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari debu tanah dan debu adalah lambang kehinaan manusia, oleh karena itu Alkitab menuliskan, setiap penyesalan karena dosa ditandai dengan tinggal di dalam abu atau abu ditaburi di atas kepala.
Abu menjadi lambang pertobatan dan abu mengajarkan kita banyak hal, salah satunya menyadarkan kita bahwa kita akan kembali menjadi debu tanah kembali.
Ayub dalam pengakuan dosanya di hadapan Allah berseru, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau, oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu”.
Dengan menghayati karya Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya, kita diharapkan dapat memandang Dia dengan mata rohani kita, bukan sekedar hanya mendengar dari kata orang.
Karena itu mari kita siapkan diri menyusuri perjalanan iman dengan hati yang bersih dan terus berupaya untuk menghayati arti penderitaan Kristus, yang pada akhirnya kita dapat merasakan dan menyadari bahwa tanpa kebangkitan Kristus, kita binasa.
Tuhan Yesus memberkati.