Tegar Tengkuk

0
1550

Markus 8:11-13

 

Beberapa kali penulis mencoba mencari judul yang tepat untuk perenungan hari ini; “buta, degil, sombong”, dan akhirnya “tegar tengkuk”.

Pemilihan kata “tegar tengkuk” semata karena sudah familiar di teks Alkitab. Lebih rohani-lah!

Walaupun sebenarnya yang lebih cocok untuk zaman sekarang dan lebih komunikatif adalah: *Sok!*

 

Orang Farisi ini sok sekali!

Saking kebangetan sok-nya, Tuhan Yesus pun mengeluh dalam hati.

Bayangkan saja sampai tertulis bahwa Yesus mengeluh dalam hati!

 

Perikop ini secara sederhana, singkat dan jelas, memperlihatkan bahwa sekalipun orang Farisi sudah berulangkali melihat dan mengetahui apa yang dilakukan Yesus bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan oleh manusia biasa, tetapi karena mengutamakan opini pribadi maka mereka mengeraskan hati bahwa Yesus bukan Tuhan.

Mereka berupaya melakukan pembuktian bahwa Yesus bukanlah Tuhan.

Dicari-carilah kesalahan Yesus.

 

Adakah kita adalah orang yang selalu ingin membangun opini seperti orang Farisi?

 

Tafsir yang baik adalah yang muncul dari sumber yang ditafsir, bukan sebaliknya. Sebelum menafsir, sudah memiliki opini sendiri. Yang akhirnya memaksa tafsiran itu menjadi sesuai dengan opininya.

 

Yesus adalah Tuhan.

Kita mengetahui, merasakan, dan mengimaninya karena Dia menyatakan hal itu dalam hidup kita.

Kita harus mengenali Dia sesuai dengan penyataan dan pernyataan-Nya. Bukan sesuai dengan opini kita.

Jangan “sok!”

Jangan tegar tengkuk …..

(BD)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here