Iman Tanpa Perbuatan pada Hahikatnya Mati

0
4679

Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan

 

Selamat pagi untuk kita semua, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupan kita sekalian.

 

Renungan Selasa, 30 Januari 2017 Yakobus 2:17, Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati.

 

 

Seorang anak muda menyatakan cintanya kepada seorang perempuan yang sudah sejak lama diperhatikannya. Tidak lama kemudian dia memberanikan dirinya untuk mengatakan perasaannya kepada perempuan tersebut. Memang pada awalnya perempuan tersebut agak sedikit ragu-ragu dengan anak muda tersebut. Tetapi atas dorongan perkataan yang memukau dirinya, diapun akhirnya menerima pemuda itu sebagai kekasih hatinya. Sebulan telah berlalu hubungan asmara mereka berdua, tetapi tidak ada satu hari pun yang pernah mereka pakai untuk berjumpa dan saling berbagi, cinta pemuda itu hanya sebatas pesan tulisan saja untuk mengimbangi perasaan perempuan yang sudah lama menanti-nanti waktu dari pemuda tersebut. Hingga setahun hubungan mereka yang berjalan dengan biasa-biasa saja tanpa ada tindakan yang menunjukkan bahwa mereka berdua telah berpacaran. Apakah ini yang dinamakan cinta? Bagaimanakah sebenarnya cinta itu lahir? Apa pengaruh dari cinta itu bagi mereka berdua?

 

Saudaraku, firman Allah pada hari ini mau mengingatkan kita yang beriman kepadaNya hendaklah disertai dengan perbuatan yang nyata di kehidupan sehari-hari. Iman tanpa perbuatan hakikatnya adalah mati. Kita mungkin pernah memproklamasikan bahwa kita beriman kepada Yesus Kristus tetapi perbuatan kita jauh dari apa yang diajarkan oleh Dia. Maka, melalui firman ini kita diingatkan agar iman kita disertai dengan perbuatan didalam kehidupan sehari-hari. Tidak seperti mereka yang selalu mengelu-elukan dirinya sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus tetapi tidak dapat dilihat dari perbuatannya. Teguran ini disampaikan oleh Yakobus kepada jemaat yang tidak mementingkan hubungan dengan Kristus secara intim. Maka kata mati mengarah kepada tindakan-tindakan yang sia-sia dihadapan Kristus. Sesungguhnya hubungan kita dengan Kristus lah yang menggambarkan iman kita kepada Dia.

 

Saudaraku, janganlah hendaknya kita sama sepeti anak muda tadi dan jemaat yang tidak mementingkan hubungan yang intim dengan Kristus di dalam kehidupan kita setiap hatinya. Perkataan itu penting sebagai pengakuan kita akan apa yang kita yakini dan yang akan kita lakukan, tetapi bukti dari perkataan yang kita sampaikan itu adalah sebuah tindakan nyata di dalam kehidupan kita. Untuk itu, saudaraku marilah kita menyatakan perbuatan dari pada lebih banyak menyampaikan kata-kata. Secara khusus perbuatan kita yang mempunyai hubungan dengan Kristus sebagaimana yang kita imani saat ini. Sebab apa yang kamu sampaikan itu keluar dari hatimu. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan hubungan kita dengan Kristus dari pada pengakuan melalui perkataan. Amin

 

Selamat beraktifitas untuk kita semua

Salam Marturia

Pdt. Anna Vera Pangaribuan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here