Oleh: P. Adriyanto
*Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: jika engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah.”
*Yoh 11:44*
Ada dua hal yang menginspirasi saya untuk menyiapkan renungan tentang mujizat. Yang pertama adalah lagu rohani *Mujizat itu Nyata* dan video kesaksian seorang perempuan Pakistan, di mana keduanya akan saya forward kepada anda sebelum saya sampaikan renungan “Meal for the Soul”.
Tema dari renungan di atas dengan jelas menunjukkan ketidaksetujuan saya terhadap ungkapan *mujizat masih ada.* Istilah masih ada menunjukkan bahwa diragukan bahwa mujizat itu selamanya ada dan saat ini tinggal sisa-sisanya saja.
Mujizat terjadi di mana Yesus ada di dalam kehidupan kita. Jadi *di mana ada Yesus, di situ pasti ada mujizat*
Kita tidak perlu bersusah payah untuk mengundang Yesus, tapi cukup kita membuka pintu hati kita.
“Lihatlah Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk, jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan dia bersama-sama dengan Aku.”
*Wahyu 3:20*
Pada tahun 2006, setelah saya kembali kepada Tuhan setelah sekitar 2~3 tahun saya tidak pernah beribadah dan berdoa, Tuhan telah memberi mujizat kepada saya di mana Tuhan telah menyelamatkan saya dan rumah saya dari kebakaran, padahal kasur di sisi kiri saya, tirai, AC dan sebagian pakaian sudah terbakar dan api menyala-nyala. Ini salah satu dari beberapa mujizat yang saya alami.
Coba anda simak, apa kesaksian yang disampaikan oleh perempuan Pakistan dalam video di atas. Inilah inti dari kesaksiannya:
* Dia menikah pada usia 18 tahun dan dua tahun kemudian dia dan suaminya mengalami musibah kecelakaan mobil karena suaminya terlelap. Si suami berhasil melompat keluar mobil yang jatuh ke parit dan selamat, tapi dia mengalami luka parah di dalam mobil.
* Pangkal lengan, tulang belakang, patah dan paru-paru serta levernya juga mengalami kerusakan sehingga ia tidak bisa berjalan/lumpuh, sulit bernafas, tidak bisa lagi melukis; kata dokter dia tidak bisa mempunyai anak.
Setelah pulang dari rumah sakit, dia masih harus berbaring di tempat tidur selama dua tahun.
* Dia bertanya, mengapa harus saya, mengapa saya dibiarkan hidup?? Ibunya mengatakan bahwa *Tuhan punya rencana yang lebih besar untuknya.*
* Jiwanya memberontak, dia membuat daftar dari semua ketidakmampuan dan ketakutannya, ketakutan kehilangan orang lain, ketakutan kehilangan kedehatan, kehilangan rezeki dan yang paling dia takuti adalah perceraian. Dia ingin mengatasi ketakutannya satu persatu.
Apa yang orang-orang mengatakan ketidakmampuan, dia mengatakan bahwa dia punya kemampuan yang berbeda.
* Dia bergabung dengan NGO (lembaga swadaya masyarakat), aktif di National TV of Pakistan dan menjadi UN National Goidwill di Pakistan dan dia merawat dan mengasihi anak-anak yatim piatu.
Itulah mujizat Tuhan yang nyata bagi perempuan tersebut.
Selama Yesus berada di dunia, dia telah melakukan berbagai mujizat mulai dari menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati (Zakheus), mengusir setan, mengubah air menjadi anggur di pesta nikah di Kana, memberi makan 5.000 orang, dan masih bayak lagi.
Kita tidak boleh menyerah pada keadaan seperti sakit penyakit, kebangkrutan dan berbagai penderitaan lain. Undanglah Yesus, maka mujizat pasti datang kepada kita. Kita akan senantiasa dapat melihat kemuliaan Allah antara lain berupa mujizat yang nyata dan tetap ada bila kita percaya.
Amin.