Oleh: Christian T
Tahun 2017 akan segera berakhir dan kita menyongsong tahun yang baru 2018. Tentu ada suka dan dukanya, tawa dan tangis, keberhasilan dan kegagalan, keberuntungan dan kesialan, dan mungkin juga ada rencana dan tujuan yang belum tercapai sesuai dengan harapan. Semua kehidupan itu adalah bagai roda yang berputar yang silih berganti sebentar berada di atas dan sebentar berada di bawah dan kadang berhenti di tempat (stagnan), namun demikian roda itu akan terus berputar dan berjalan maju selama yang menggerakkan itu masih bernafas dan bekerja.
Ini berbicara masalah waktu dan dinamika di dalamnya. *Pengkhotbah berkata bahwa semuanya ada waktunya ( Pkh 3:1-8 )*, dan pada *pasal 3 ayat 14 Pengkhotbah berkata :*
* ” Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.”*
*Nabi Musa berkata : ” Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.*
*Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?* *Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana ” ( Maz 90:10-12 )*
Pada akhir perenungan penutup tahun ini, kita memetik hikmah dan saran dari dua tokoh besar sepanjang sejarah bangsa Israel dan umat Kristen, yakni Musa dan Salomo.
Dua tokoh besar ini hidup terpisah dalam rentang waktu yang cukup jauh. Nabi Musa hidup tatkala bani Israel tinggal di Mesir sebagai budak, sedangkan Salomo hidup setelah bangsa Israel sudah memasuki Tanah Kanaan (Palestina). Musa mengalami tiga fase kehidupan, yakni fase pertama sejak lahir sampai usia empat puluh tinggal dan dibesarkan di istana, fase kedua setelah itu tinggal di rumah mertuanya dan menjadi gembala ternak sampai usia delapan puluh, kemudian sampai mengakhiri masa hidupnya dalam usia seratus dua puluh tahun memimpin Bani Israel keluar dari Mesir mengitari padang gurun menuju Tanah Kanaan (Palestina), sedangkan Salomo sejak lahir sampai wafatnya menikmati segala kemewahan dan kenikmatan di istana.
[Nabi Musa menulis Kitab Pentatukh (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan), sedangkan raja Salomo (nabi Sulaiman) menulis Kitab Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung ]
Salomo menasehatkan :
*oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan ” ( Pkh 11:8 )*
Hari ini adalah hari terakhir untuk tahun 2017. Marilah kita bersyukur dan bersukacita akan -akan hari-hari sepanjang tahun ini dapat kita jalani dan lewati dengan selamat dan diberi umur yang panjang dengan berbagai dinamika hidup di dalamnya, namun juga jangan melupakan banyaknya hari-hari gelap di dalamnya, dan akhirnya dia berkata bahwa segala sesuatu yang datang itu adalah kesia-siaan.
Apa sebabnya Pengkhotbah berkata demikian ?
Karena pada masa tuanya raja Salomo hidup menjauh dari Tuhan dan jatuh dalam hawa nafsu sexual dan akibatnya berkompromi dengan dosa penyembahan kepada berhala.
Sedangkan nabi Musa menasehatkan agar kita yang adalah manusia yang fana adanya hidup berbijaksana. ( Maz 90:12 )
[Arti kata bijaksana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) : 1 selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya); arif; tajam pikiran; 2 pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan sebagainya ) apabila menghadapi kesulitan dan sebagainya.]
Musa sudah lanjut usia, seratus tahun tatkala berkata demikan, sudah merasakan pahit getir, suka dan duka kehidupan yang dijalaninya. Dia tetap konsisten dan setia mengikut Tuhan dan rendah hati dengan memohon kepada Allah agar mengajarinya untuk memiliki hati yang bijaksana.
Bagaimana caranya agar kita dan hidup berbijaksana ?
Ada 10 tips untuk menjadi orang Kristen yang berbijaksana
1. Hiduplah dalam firman-Nya melalui pembacaan, perenungan, dan melakukannya. Dengan melakukannya, maka kita akan beroleh hikmat Allah untuk mengetahui kehendak-Nya, dan sebaliknya mengenal Kristus, serta dapat mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu dengan tepat dan benar. ( Yos 1:8, Maz 1:1-3, 119:105, 2Tim 3:16-17 )
2. Hiduplah bersukacita senantiasa. Dengan sukacita, maka hati dan pikiran kita akan tenang dan jernih yang berimbas pada cara pandang, cara lihat, cara pikir dan cara laku yang baik ( 1 Tes 5:16 )
3. Tetaplah berdoa. Hanya dengan doa, yakni kita yang adalah manusia yang terbatas menjalin hubungan yang erat dengan Allah yang maha kuasa dan tak terbatas, sehingga kita diberi kemampuan dan kekuatan menghadapai berbagai dinamika hidup.( 1 Tes 5:17, Yak 1:5 )
4. Mengucapkan syukurlah dalam segala hal. Dalam segala hal artinya semua hal dari yang kecil sampai yang besar, dari yang menyenangkan dan menguntungkan sampai yang mengecewakan dan merugikan. Bersyukur adalah cermin dari hidup berkelimpahan yang dikehendaki oleh Yesus ( Yoh 10:10,1 Tes 5:18, )
5. Hiduplah suci dan janganlah hidup serupa dengan dunia ini karena dunia ini sudah kehilangan segala keinginannya. Hiduplah suci, maka dengan demikian kita dapat memiliki kebijaksanaan untuk mengetahui kehendak Allah, mana yang baik dan yang berkenan kepada-Nya ( Ams 14:16, Rom 12:1-2 )
6. Mempergunakan waktu yang ada sebaik-baiknya dan bermanfaat bagi diri, keluarga, gereja dan sesama. Janganlah menunda-nunda pekerjaan, kesempatan dan perbuatan baik, sebaliknya sebisa mungkin melipatgandakannya. Dan ambil kesempatan atau waktu Tuhan ( Khairos ) ( Ef 5:15-17 )
7. Tetaplah hidup dalam kasih Allah dan sesama, sebab kasih menutupi segala kelemahan, kekurangan, dan dosa. Dengan demikian kita menjadi orang yang bijak ( 1 Pet 4:8 ).
8. Yakinlah bahwa Tuhan tetap beserta dengan kita dalam segala keadaan dan Ia akan membuat segalanya indah pada waktunya.( Pkh 3:11 )
9. Menghindari malapetaka. Janganlah demi gengsi atau ” sok jagoan ” dengan mempertunjukkan keberanian dan kehebatannya, padahal yang dilakukannya sangat membahayakan diri dan orang lain. Orang yang yang bijak justru menghindarinya dan bersembunyi ( Ams 22:3 )
10. Hiduplah dalam pergaulan yang baik. Pergaulan yang merusak kebiasaan yang baik. Orang yang baik sekalipun akan menjadi buruk jikalau lama hidup dalam lingkungan yang. Seorang manusia jikalau sejak kecil hingga dewasa hidup di dalam hutan dan bergaul dengan binatang-binatang di dalamnya, maka tingkah lakunya akan seperti binatang-binatang tersebut. Demikianlah dengan kita jikalau hidup dalam lingkungan orang-orang bijak, maka kita pun akan menjadi bijak ( Ams 15:31 )
Mengakhiri tahun 2017 yang dapat kita jalani dan lewati dengan selamat dan menyongsong tahun baru 2018 yang sebentar lagi, marilah kita hidup berbijaksana dengan memiliki 10 tips ini. Orang yang berbijaksana adalah orang yang mengetahui dan hidup dalam kehendak Allah dalam Kristus Yesus
Tuhan Yesus memberkati
Salam dan doa
Christian T