Lihatlah Anak Domba Allah

0
4215

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

Yohanes 1:29-34

(29) Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. (30) Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. (31) Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” (32) Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. (33) Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. (34) Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”

 

Berhadapan dengan bangsanya sendiri, Yohanes selalu mengecam kejahatan yang mereka lakukan. Kejahatan kian meningkat dan perilaku masyarakat semakin bobrok. Yohanes mengecam, tapi juga mengingatkan mereka bahwa Allah membenci kejahatan. Allah hanya akan menerima orang-orang yang suci untuk masuk kerajaan-Nya. Hati yang suci adalah hati yang telah diampuni, dan itu bukan hasil usaha manusia. Manusia tidak dapat menyucikan hatinya sendiri, itu adalah pekerjaan Allah. Itulah sebabnya Mesias harus datang ke dunia, supaya penyucian hati (pengampunan dosa) berlaku atas manusia.

Sebagai Mesias, Yesus ditunjuk dengan tepat oleh Yohanes ketika muncul didepan orang banyak. Yohanes memberitahu mereka: “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa manusia” (ay. 29b). Istilah Anak Domba Allah untuk sang Mesias (Yesus) adalah istilah yang erat kaitannya dengan Domba Paskah. Masing-masing istilah ini menjadi tanda kelepasan manusia dari maut. Bandingkan dengan darah anak domba yang diusapkan pada ambang dan pada kedua tiang pintu, sehingga Israel terpelihara dari kebinasaan (Kel. 12:23). Yesus sebagai Anak Domba memang terkenal dengan sebutan Domba Paskah yang menawarkan jalan keluar dari kematian (kebinasaan) dan membuka jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Melalui korban Anak Domba ini, kasih Allah dinyatakan dan dimeteraikan. Hanya kasih Allah, yang tampak dari kedatangan dan pengorbanan Anak Domba itu, yang dapat menyucikan hati manusia berdosa.

Kedatangan Yesus ke dunia (yang diperingati melalui hari Natal) harus disambut sebagai datangnya kasih dan penyelamatan Allah. Kasih itu terwujud dalam diri Yesus selaku Anak Domba yang akan dikorbankan untuk pembebasan kita dari kebinasaan. Pengertian ini harus digaris bawahi supaya kita dapat mengkritisi perayaan Natal kita yang selalu terkesan penuh “hura-hura” sementara makna penyelamatan Anak Domba yang dijalani dalam penderitaan sering terlupakan.

Jadi, sambutlah kehadiran Yesus dalam hidup kita, tapi dalam perpekstif kehadiran-Nya sebagai Anak Domba yang akan menanggung penderitaan kita demi keampunan dan kesucian kita. Menyambut Yesus dengan kemeriahan adalah menyambut-Nya dalam perspektif dunia. Kita harus mengakui bahwa tradisi perayaan Natal selama ini muncul sebagai tradisi manusia. Perayaan memang diperlukan, asal jangan menghilangkan kesan mesianik Yesus yang hadir ke dunia dalam komitmen pembebasannya. Sudah waktunya sekarang perayaan-perayaan Natal kita diisi dengan pengakuan-pengakuan untuk memulaikan hidup yang baru. inilah sikap yang paling relevan dengan kehadiran Yesus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here