Oleh: P. Adriyanto
“Karena itu, perhatikankah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakan waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”
*Efesus 5:15~16*
Ada seorang karyawan yang sudah bekerja selama 12 tahun, tapi tidak pernah meningkat karirnya karena memang kinerjanya rendah dan tidak mempunyai potensi untuk berkembang padahal dia menyandang gelar S1.
Hal ini terjadi karena dia tidak pernah mempergunakan waktu hidupnya dengan baik. Setiap hari terlebih bila libur, dipergunakan untuk menonton TV, pergi ke karaoke dan tidur. *Tidak ada waktu* baginya untuk beribadah, membaca buku-buku yang bermanfaat buat kemajuan karirnya dan bersosialisasi dengan keluarganya.
Setiap orang tanpa kecuali mempunyai waktu yang sama yakni 24 jam sehari, 60 menit sejam, dst, terkecuali umur. Oleh sebab itu pergunakan waktu kita dengan sebaik-baiknya, karena belum pasti esok adalah milik kita.
Kita bukan mesin yang bisa mengatur waktu dari menit ke menit dan jam ke jam secara rigid, tapi Tuhan menghendaki kita untuk untuk mempergunakan waktu kita secara bijak.
Kita harus mempergunakan waktu secara optimal untuk Tuhan.
Coba hitung, seberapa banyak waktu kita untuk Tuhan dibandingkan dengan umur yang Tuhan berikan buat kita.
Bila kita pergunakan waktu kita sejam setiap hari dari Senin – Sabtu untuk berdoa dan membaca firman Tuhan dan dua jam untuk beribadah di gereja pada setiap hari Minggu, maka total waktu per minggu adalah 8 jam atau 416 jam per tahun. Kita hidup 24 jam per hari dan per tahun berarti 24 X 360 hari atau sama dengan
0.04% dari umur kita per tahun untuk Tuhan.
Hanya ada sedikit orang yang menyadari bahwa menyediakan waktu bagi Tuhan adalah jauh lebih berharga dari kegiatan-kegiatan duniawi.
Dulu sampai dengan saya di SMA, sejak kecil saya rajin ke sekolah minggu, rajin beribadah di gereja, tapi sejak saya kuliah kehidupan saya berubah total karena saya lebih menyukai berorganisasi dan berpolitik melalui KAMI dan Front Pancasila dan sampai tingkat 4 saya tidak pernah belajar (puji Tuhan, saya tetap dikaruniai-Nya dengan talenta yang di atas rata-rata). Setelah saya menjadi sarjana, saya lebih mengejar karir sampai pada tahun 2006. Saya sadar bahwa waktu tidak bisa berputar kembali, tapi walau saya pada waktu berusia 63 tahun, saya mulai belajar untuk. mendekatkan diri kepada Tuhan.
Kita harus menghargai waktu pada saat kita berada dalam hadirat Tuhan.
*”Lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada* *seribu hari di tempat lain;*
*lebih baik berdiri diambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.”*
*Mazmur 84:11*
Selama kita masih diberi umur oleh Tuhan, kita harus sepenuhnya berdedikasi kepada Tuhan. Kita harus rela melepaskan sebagian besar kegiatan kita untuk mengikut Yesus.
kita jangan hanya menghabiskan waktu kita untuk mengejar harta kekayaan dan kedudukan untuk mengumpulkan harta di bumi.
*”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.”*
*Matius 6:19~20*
Kita harus memusatkan perhatian dan waktu kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Jangan terlambat sehingga kita hanya merenungkan penyesalan. Bila kita mau bertobat, maka Tuhan akan tetap mengampuni kita dan kasih karunia-Nya akan dilimpahkan kepada kita.
Amin.