Bertobatlah Sebab Ia Sudah Dekat

0
4411

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

 

Markus 1:1-8

(1) Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. (2) Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; (3) ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya”, (4) demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” (5) Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan. (6) Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. (7) Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. (8) Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”

 

“Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu!” Seruan ini disampaikan oleh Yohanes Pembaptis sebelum Yesus tampil melakukan karya-karya pelayanan-Nya. Dalam Injil Matius seruan ini berbunyi: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” Injil Lukas menyampaikannya sama dengan Injil Markus: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu!” Injil Yohanes dengan singkat mengatakan: “Luruskanlah jalan bagi Tuhan!”

Bunyi seruan Yohanes Pembatpis dalam Injil Matius dan Yohanes kelihatannya berbeda tapi intinya sama, yaitu agar manusia bertobat dalam rangka menyambut kehadiran Yesus.

Masing-masing Injil menceritakan bagaimana orang yang mendengar seruan itu berbalik dan bertobat lalu memberi dirinya dibaptis. Dalam Injil Matius dan Markus disampaikan bahwa datanglah penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.

Yang menarik dalam proses pertobatan itu, adalah dialog dalam Injil Lukas antara orang banyak dan Yohanes. Orang banyak bertanya: “Kalau demikian apa yang harus kami perbuat?” Jawab Yohanes, “Barang siapa mempunyai dua helai pakaian, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan hendaknya membaginya juga.” Pihak selanjutnya adalah pemungut cukai, mereka bertanya, “Apa yang harus kami perbuat?” Kata Yohanes, “Jangan menagih banyak dari apa yang telah ditentukan bagimu.” Akhirnya pertanyaan dari prajurit-prajurit: “Apa yang harus kami perbuat?” Yohanes pun menjelaskan: “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.”

Dari dialog ini kita dapat menyimpulkan bahwa bertobat adalah suatu tindakan mengubah cara hidup dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang salah menjadi benar.

Seorang anak sekolah tidak mungkin berhasil dengan baik kalau dia tidak mengubah cara belajarnya dengan rajin membaca, latihan, dan pendisiplinan diri. Para usahawan tidak akan dapat mencapai target kalau bekerja dengan cara “biasa-biasa saja”. Harus ada usaha yang lebih giat dan gigih untuk membangun usahanya.

Demikianlah maksud dari pertobatan, berproses dalam perubahan. Jika tidak ada perubahan, maka pertobatan itu kehilangan arah.

Menjelang natal ini, mari kita masing-masing mengoreksi diri kita dan mengubah hal-hal “lama” (buruk) menjadi “baru” (baik). Dengan demikian, persiapan Natal kita tidak sekedar menyangkut aspek “luar” (aksesoris dan ritual” tapi juga aspek “dalam” (hati dan spirit).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here