Oleh: P. Adriyanto
“Sebab untuk itulah (penderitaan Kristus) kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejak-Nya.”
*1 Petrus 2:21*
Perusahaan yang ingin mencapai *sustainable profit and growth*(memperoleh laba dan pertumbuhan yang berkesinambungan) harus memiliki leadership brand yang baik. Kepemimpinan sebagai merk sangat penting karena akan mencerminkan identitas perusahaan yang punya nilai-nilai yang lebih unggul daripada perusahaan pesaing.
Ada, tiga faktor yang dapat membentuk leadership brand yakni:
¹ pemimpin harus memiliki integritas, ambisi untuk mencapai sasaran, kesetiaan dan kepedulian.
² Pemimpin dapat memiliki kemampuan untuk merealisasikan sasaran yang telah ditetapkanmya.
³ Dia harus mampu melaksanakan *do the talk*yakni kemampuan untuk mengubah pengetahuan dan kompetensinya menjadi kenyataan
Ketiga persyaratan di atas jelas dapat dipenuhi oleh Yesus.
Yesus adalah Tuhan yang berintegritas. Yesus menyatakan dirinya sebagai:
^ *Roti*- Akulah roti yang hidup – Yohanes 6:31
^ *Terang* – Akulah terang dunia – Yohanes 8:12
^ *Pintu* – Akulah pintu – Yohanes 10:9
^ *Gembala* – Akulah gembala yang baik – Yohanes 10:11
^ *Kebangkitan dan hidup* – Yohanes 11:27
^ *Jalan, kebenaran, hidup* – Yohanes 14:1
^ *Pokok anggur yang benar* – Yohanes 15:1
Semua pernyataan tentang diri-Nya seperti di atas telah diwujudkan sepanjang hidupnya di dunia.
Tujuan Yesus adalah untuk menebus dosa manusia dan ini direalisasikan-Nya dengan mati di kayu salib dan pada hari ketiga bangkit dari kematian dan naik ke surga.
Yesus pada kenyataannya mampu mentransformasi kemampuan ilahi-Nya dengan memberi keteladanan dari hukum kasih yang diajarkan-Nya, membuat berbagai mujizat (menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, mengusir setan, memberi makan kepada 5000 orang, dll).
*Apakah leadership brand itu?*
Identitas yang membedakan pemimpin ditinjau dari cara berperilaku (the way to behave), menunjukkan kerendahan hati, bertindak dan bereaksi secara positif sehingga dapat menumbuhkan nilai-nilai yang menjamin kesuksesan jangka panjang.
Penderitaan Kristus sebagai teladan, dapat kita baca pada 1 Petrus 2:18~25 :
° Ia tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya (ayat 22)
° Ketika dicaci-maki, Ia tidak membalas dengan caci maki (ayat 23)
° Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam tapi Ia menyerahkannya kepada Dia yang menghakimi dengan adil (ayat 23b)
° Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib (ayat 24)
Yesus juga memberi keteladanan tentang kerendahan hati dengan membasuh kaki para murid-Nya (Yohanes 13:5~17).
Kita juga harus. menjadi cermin dari Kristus dengan mewujudkan leadership brand-Nya.
Amin.