Oleh: Stefanus Widananta
Mengapa engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Lukas 6;41
Sudah terlalu sering kita mendengar para pejabat, politikus dengan mengatasnamakan rakyat, menyalahkan atau menghakimi lawan politiknya atau pendahulunya.
Sudah terlalu sering juga, dalam kehidupan sehari-hari, masih saja kita suka menyalahkan orang lain dan merasa pendapat, intuisi, pemikiran kita paling benar, kita menganggap diri kita lebih baik dari orang lain.
Terlalu sering dan terlalu mudahnya kita melihat kesalahan orang lain, sama seperti para ahli Taurat dan orang Farisi yang begitu mudahnya melihat kesalahan dan menghakimi orang lain.
Yesus memakai istilah selumbar yang berarti serpihan jerami kecil atau sehelai rambut atau bulu yang mungkin terbang dan masuk ke dalam mata dan Yesus memakai balok sebagai lawan yang ekstrem dari selumbar.
Yesus sangat mengecam kebiasaan mencela kesalahan orang lain sementara mengabaikan kesalahan diri sendiri.
Yesus bahkan menegur dengan keras para ahli Taurat dan orang Farisi, “Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu”.
Rasul Paulus mengatakan, “Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain”.
Kita diminta untuk introspeksi diri, melihat diri kita sendiri dahulu.
Introspeksi diri itu penting agar kita tidak cenderung menganggap bahwa diri kita selalu benar dan yang salah selalu orang lain.
Pemazmur berkata, “Selidikilah aku, ya Allah dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal”
Tuhan Yesus memberkati