Hidup sebagai Orang Kristen yang Berpengharapan dan Berbuah

0
2208

Oleh: Stefanus Widananta

 

 

Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.

1 Tesalonika 4;13

 

Ledakan atau kebakaran di pabrik mercon membuat 47 orang kehilangan nyawanya.

Kematian memang tidak ada yang tahu kapan datangnya, namun setiap orang pasti akan dapat gilirannya.

Kenatian juga tidak memandang umur, intelektual, profesi, ras, agama, etnis, semua sama saja, akan mengalami kematian.

Mereka yang tidak mengenal Kristus seringkali menganggap kematian sebagai akhir kehidupan, bahkan tidak sedikit yang menganggap sebagai sesuatu yang menakutkan, kenapa demikian? Karena mereka selalu dibayang-bayangi ketakutan tentang apa yang akan terjadi kemudian.

 

Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat di Tesalonika agar mereka tidak berdukacita seperti orang yang tidak memiliki pengharapan!

Bagi orang percaya, setelah seseorang meninggal, dia akan dikumpulkan bersama dengan Allah, kelak akan dibangkitkan dan akan merayakan kekekalan bersama Tuhan, jadi kematian adalah awal kehidupan kekal bagi orang percaya.

 

Oleh karena itu, kita perlu meresponi realita kematian dengan suatu pengharapan bahwa kita akan hidup bersama-sama dengan Tuhan , untuk itulah kita perlu menjalani hidup di dunia ini dengan sebaik dan sebijaksana mungkin, seperti yang Paulus katakan bahwa bagi dia, hidup adalah Kristus dan itu berarti bekerja memberi buah.

Berbuah berbicara mengenai hidup yang bermakna, berguna, bukan saja bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.

Berbuah berbicara mengenai sebuah pertumbuhan untuk menghasilkan sesuatu yang manis, yang dapat dirasakan oleh sekeliling kita.

 

Yesus berkata, “Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api”, jadi hadilkan buah sesuai dengan pertobatan, demikian firman Tuhan dan untuk berbuah lebar, kita perlu tinggal dan melekat pada pokok anggur, yaitu Tuhan Yesus sendiri.

 

Tuhan Yesus memberkati

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here