Oleh: Stefanus Widananta
Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Lukas 22:26
Hari ini Jakarta mempunyai pemimpin yang baru, kita semua berharap, mereka menjadi pemimpin yang melayani, bukan dilayani.
Pemimpin yang melayani selalu bekerja untuk melaksanakan tugas-tugasnya karena dia tahu bahwa apa yang dikerjakannya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya.
Yesus telah memberi teladan dalam melayani, Dia tidak minta untuk dilayani, dihornati, diperlakukan sebagai “boss”, namun sebaliknya, Dia mengambil rupa seorang hamba.
Kepada murid-murid-Nya, Yesus mengatakan, siapa yang ingin menjadi besar harus mau menjadi pelayan terlebih dahulu, Yesus telah memberi teladan bagaimana Dia membasuh kaki murid-murid-Nya.
Jika prinsip melayani ada dalam kehidupan para pemimpin kita, maka rakyat akan menjadi sejahtera, mereka benar-benar bekerja untuk memberi buah, bukan justru memperkaya diri dan menindas orang lain demi mempertahankan kedudukannya.
Orang yang memiliki orientasi melayani membuat dia memimpin dengan spirit yang melayani dan hal ini berdampak dalam setiap aspek yang dilakukan dan dikerjakan.
Sifat rendah hati mutlak bagi seorang pemimpin, kerendahan hati terlihat dari kemauannya mendengarkan masukan bahkan kritik dari orang lain, mau memperbaharui diri, bersedia mengoreksi dirinya.
Kita perlu mendoakan mereka, agar mereka memimpin kota ini dengan sungguh-sungguh dengan spirit melayani dan menjadi pemimpin yang menghamba.
Tuhan Yesus memberkati