Gembala yang Sejati

0
2994

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

Yesaya 40:9-11

(9) Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!” (10) Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. (11) Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

 

Defenisi ‘gembala’ adalah penjaga atau pemelihara. Sedangkan ‘menggembalakan’ adalah menjaga atau melindungi. Dari pengertian di atas siapakan yang patut disebut Gembala dan siapakah Gembala yang sejati itu?

Kehidupan bangsa Israel yang diandaiakan sebagai kawanan domba Allah tidak lepas dari tokoh gembala. Setiap saat mereka diberi minum dan diberi makan. Tidak satupun domba yang luput dari perhatian gembala, mereka akan selalu ditemani dan dituntun. Ketika Israel mengalami perubahan hidup (mengalami pembuangan) dari Yerusalem ke Babel, mereka merasa seolah-olah Allah tidak lagi memperdulikan mereka. Mereka bagai domba yang tidak lagi diperhatikan atau dijaga oleh Gembalanya. Perasaan ditinggalkan atau tidak diperhatikan menjadi titik masalah bagi Isarel pada waktu itu.

Muncullah ungkapan: “Hidupku telah tersembunyi dari Allah dan yang menjadi hakku tidak lagi diperhatikan oleh Allahku”. Dari ungkapan ini kita dapat menyimpulkan bahwa segala sesuatu lebih dilihat berdasarkan bukti-bukti yang dialami ketimbang memandang secara luas karya Allah yang kebanyakan dinyatakan tanpa sepengetahuan manusia. Karena berfokus pada bukti yang empiris saja maka Allah dipandang sebagai Allah yang tidak peduli. Akibatnya umat Isarel kecewa dan menuding Allah tidak memperhatikan mereka.

Allah tahu apa yang terjadi ditengah-tengah umat-Nya. Melalui nabi-Nya, Allah mengajak bangsa Israel untuk kembali melihat semua pengalaman-pengalaman mereka dahulu sejak dari nenek moyang mereka. Siapa yang membuat semuanya itu baik? Tentu hanya Allah, yaitu Allah yang disembah dan dipercayai oleh Abraham, Ishak dan Yakub. Dialah Allah yang Alfa dan Omega, yang melakukan semuanya itu tanpa batas waktu.

Seruan Allah itu terus dilanjutkan sampai kepada seruan penghiburan terhadap umat yang sudah mengalami banyak penderitaan. Allah menganjurkan agar umat Tuhan tenang sebab Allah sendirilah yang akan bekerja. Karena itu mereka harus terlebih dahulu menyadari atau insaf atas kekeliruan mereka memandang Allah selama ini.

Umat Allah (Sion) yang tadinya tertindas, sudah dilepaskan dan sekarang akan menjadi pembawa kabar baik. Kabar baik itu sudah datang di tengah-tengah kita dalam wujud manusia yang sempurna yaitu Yesus Kristus. Dialah Gembala yang baik dan sejati (bnd. Wahyu 7:17) “Sebab Anak Domba yang ditengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”

Didalam Yesus kita melihat adanya Allah yang kekal yang tidak pernah jauh dari kehidupan umat-Nya. Setiap saat Dia memperhatikan kita sesuai kebutuhan kita masing-masing. Gembala yang baik itu akan selalu bersedia menghibur, menguatkan menggendong dengan penuh kasih yang tulus. Yesus menjadi Gembala yang baik, Ia bersedia mengorbankan dirinya demi membela domba-dombanya dari penderitaan dan siksaan. Di antara gembala dan domba akan saling mengenal dan dekat satu sama lain. Mereka akan saling melengkapi dengan penuh kasih. Setiap saat kasih itu akan terasa dan selamanya akan nyata. Hidup akan berubah apabila kasih Yesus itu ada bersama-sama dengan domba-domba-Nya. Akan selalu ada damai, sukacita dan kasih, bahkan di dalam Kristus ada keselamatan dan pengampunan.

Orang-orang yang percaya kepada Yesus adalah orang-orang yang sudah ditebus dan diselamatkan. Mereka telah diangkat dari dosa atau dari kejatuhan. Keselamatan yang diperoleh membawa seseorang pada terang ilahi yang tidak terputus melainkan akan berkesinambungan sampai maksud Allah dapat dinyatakan kepada dunia.

Apabila kita memandang Yesus sebagai Gembala yang sejati, apa yang akan kita kerjakan bagi Dia? Matius 3:8 berkata:  “Jadi, hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan”. Injil penghiburan yang diterima dari Allah untuk selalu tenang dapat dibagikan kepada sesama. Berita injil keselamatan harus disampaikan kepada dunia sebab orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah pembawa kabar baik. Sesuai kitab Kisah Para Rasul 1:8: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan diseluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here