Pdt. Weinata Sairin:”Gaudet tentamine virtus. Dalam cobaan, kebajikan itu membuat orang (tetap) gembira”.

0
1415

KEBAJIKAN ITU MENGUATKAN MEREKA YANG MENDERITA

 

 

 

Kehidupan itu makin menjadi kuat, kukuh dan teguh tatkala berhasil mengatasi berbagai  kendala yang menghadang. Kehidupan acapkali diberi metafora sebuah bahtera yang tengah berlayar ditengah samudera luas. Di samudera yang membentang luas itulah. hadir ombak tenang, tetapi juga gelombang keras yang bisa membuat bahtera oleng dan bahkan membinasakan bahtera itu. Artinya sebuah kehidupan, _bahtera_ tidak selalu melayari laut yang tenang; ada banyak hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang mendera sebuah kehidupan.

 

Banyak orang yang memahami tantangan yang dihadapi dalam menjalani kehidupan itu sebagai “ujian”, “cobaan” atau “pencobaan”. Maksudnya dalam menjalani kehidupan itu seseorang mengalami cobaan atau pencobaan dalam bentuk menderita sakit, adanya permasalahan berat dan sebagainya. Cobaan juga difahami sebagai suatu kondisi yang dihadapi seseorang dalam pekerjaannya yang membuka kemungkinan atau menggiurkan orang itu untuk melakukan tindakan melawan hukum.

 

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali pencobaan itu diarahkan kepada kita. Misalnya seseorang bekerja di sebuah kantor, ia diberi kepercayaan bertanggungjawab di bagian pergudangan. Semua keluar masuk barang bisa terjadi jika ada dokumen yang ditandatangani oleh dia. Suatu kali datang temannya mengajak kerjasama untuk mengeluarkan barang dari situ karena temannya itu membutuhkan barang itu. Temannya berjanji untuk merahasiakan hal itu dan ia akan memberi sejumlah uang kepadanya. Itu hanya salah satu bentuk pencobaan yang dialami seseorang yang bekerja sebagai kepala pergudangan. Ada banyak bentuk pencobaan yang datang berkali-kali menghadang setiap orang, entah dia dalam posisi Bendahara, kepala bagian SDM, atau posisi apapun juga.

 

Tentu saja ada orang yang tabah dan selamat dari godaan pencobaan namun tak sedikit yang jatuh dalam pencobaan itu bahkan muaranya mengantar seseorang menjadi penghuni penjara. Sebagai umat beragama kita selalu bersyukur atas anugerah Tuhan sehingga atas karuniaNya kita bisa mengemban jabatan tertentu namun kita juga selalu berdoa agar dalam mengemban jabatan itu kita dijauhkan dari segala bentuk pencobaan yang akan selalu datang menggoda.

 

Umat beragama sudah bisa dipastikan mempunyai doa-doa yang isinya menyatakan rasa syukur kepada Tuhan atas kasihNya yang Ia tunjukkan bagi kita umatNya, sekaligus juga doa yang memohon agar Tuhan membimbing kita dalam menempuh perjalanan hidup menuju masa depan. Umat Kristiani secara rutin berdoa sesuai dengan isi Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus Kristus menaikkan doa “Janganlah membawa kami kedalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat”. Doa memang tidak menyelesaikan segala-galanya. Artinya manusia bukan hanya berdoa dan stop. Manusia harus bekerja, bertindak dan mengupayakan dengan optimal agar permohonan doanya itu terwujud. Manusia dengan kesadaran sendiri harus berupaya keras untuk melawan pencobaan itu. Manusia harus berani keluar dari kubangan berlumur godaan dan membebaskan diri dari berbagai jerat pencobaan.

 

Manusia harus sabar dalam menghadapi berbagai jenis pencobaan. Tak boleh menggerutu dan complain jika kita mengalami pencobaan, apapun bentuknya. Kemarahan tidak pernah menyelesaikan masalah, kesabaran bisa menolong seseorang dalam melihat secara jernih sebuah masalah yang dihadapi.

 

Epictetus pernah memberi nasihat kepada para muridnya bagaimana mengelola kemarahan. “Bila kau ingin mengobati amarahmu, jangan memberinya makan. Katakan pada dirimu sendiri : aku pernah marah sepanjang hari; lalu setiap hari; sekarang hanya tiga atau empat hari. Bila kau sudah mencapai hari yang ketiga puluh berikanlah persembahan sebagai rasa syukur kepada Tuhan.”

 

Pepatah yang dikutip dibagian awal tulisan ini menyatakan bahwa apabila kita mengalami cobaan dalam hidup ini kita bisa tetap bergembira jika kita memiliki kebajikan. Kebajikan, kebaikan hati, kesabaran akan sangat penting maknanya tatkala kita sedang didera cobaan, khususnya sakit, derita, persoalan hidup. Mari investasikan kebajikan dalam hidup kita dan perbanyaklah ibadah serta doa sehingga kita survive ditengah dunia dalam rawa paya seperti yang kita hadapi sekarang.

 

Selamat berjuang. God bless.

 

Weinata Sairin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here