Ibadah Serimonial dan Ibadah Substansial (Keluaran 16:1-20) : Hari Pekabaran injil di Indonesia/Hari Perjamuan Kudus Sedunia-HPII/HPKD

0
3967

Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty

 

Ibadah didalam kehidupan umat Allah sejak masa lampau sampai saat ini adalah substansi penting dalam hubungan Allah dengan umat-Nya. Itulah juga tujuan Tuhan membebaskan umat Allah Israel dari belenggu penderitaan akibat penjajahan di Mesir. “Biarkanlah anak–Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku”(Keluaran 4:23a). Rasul Paulus menegaskan makna Ibadah dalam arti yang lebih substansial dan tidak sekedar seremonial, yaitu : “Supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati(Roma 12:1b). Jadi seremoni Ibadah kadang ditandai dengan polesan manusia dalam berbagai tata upacara, tetapi yang Tuhan sukai ialah “seluruh hidup ini menjadi sebuah persembahan yang berkenan kepada Allah”. Ibadah adalah sebuah akta atau pernyataan kesetiaan umat kepada Tuhannya, tetapi sekaligus sebuah fakta bahwa umat harus mempraktekkan apa yang mereka dengar dari Tuhan didalam hidup keseharian. Kitab Ulangan mau menegaskan bahwa, semua janji-janji setia umat kepada Tuhannya dimasa lalu harus terus diperbaharui, komitmen harus diingatkan kembali dan diulangi sebelum Tuhan akan memberkati.

 

* IBADAH SEREMONIAL(ayat 1-17) :

– 3(tiga) Hari Raya Utama  :

1. Paskah(ayat1-8) : yaitu mengingatkan umat tentang bagaimana Tuhan menyelamatkan mereka dari penindasan kejam dibawah penjajahan Mesir, bahwa mereka selamat itu karena Tuhan bukan karena kehebatannya, dan karena itu Ibadah adalah wujud dari pernyataan rasa syukur kepada Tuhan baik secara seremonial melalui perayaan-perayaan maupun substansial, yaitu mempersembahkan korban sebagai tanda rasa syukur.

2. Hari Raya Tujuh Minggu(ayat 9-12) : yaitu hari raya rasa syukur umat Allah atas kelimpahan berkat makanan berkelimpahan dan segala sesuatu yang menopang hidup mereka, ini semua disadaridatang dan berasal dari Tuhan. Hari raya ini punya padanan dengan hari raya Pentakosta didalam Perjanjian Baru. Pada hari raya itulah, Allah mencurahkan Roh Kudus keatas murid-murid Yesus.

3. Hari Raya Pondok Daun(ayat 13-17) :

Disebut demikian karena sepanjang perayaan ini orang meninggalkan rumah dan tinggal untuk sementara dalam pondok daun atau tenda yang dibuat dari ranting-ranting pohon. Tindakan ini untuk mengingatkan umat akan kebaikan Allah kepada mereka selama 40 tahun dipadang gurun ketika mereka belum punya tempat tinggal tetap, ketika mereka masih susah dan miskin, sekarang mereka diberkati.

 

* IBADAH SUBSTANSIAL(ayat 18-20) :

Pada hakekatnya Ibadah itu bukan sekedar orang datang membawa diri dhadapan Allah dalam bentuk puji-pujian, berdoa, mendengar Firman, memberi persembahan dan menerima berkat Tuhan. Itu semua masih bersifat seremonial, sangat penting tetapi masih sangat ringan bila ditimbang dihadapan Allah. Substansi Ibadah yang hakiki itu terletak pada bagaimana semua yang dilakukan didalam seremoni-seremoni ibadah itu punya dampak yang positif konstruktif serta berkenan kepada Allah dan punya manfaat bagi sesama. Dalam konteks perikop Ulangan 16:1-20 ini, substansinya ada di ayat 18-20 ini. Bagi Tuhan, Ibadah Seremonial itu baru kulit beĺum isinya, baru sampul belum substansi isi, baru bagian muka belum dalamannya. Ternyata sorotan Tuhan itu bukan hanya yang ada dipermukaan, tetapi menembus substansi kedalaman perilaku kehidupan manusia sehari-hari, tabiat-tabiat dasar kemunafikan terselubung yang kadang dibungkus dengan kepura-puraan penuh hipokrisi, indah dimuka tetapi busuk didalam. Pengadilan harus adil, hakim harus benar, jangan memutar-balikan fakta keadilan, jangan menerima suap, sebab akan membuat buta mata orang bijaksana dan memutar-balikkan perkataan orang-orang benar. “Semata-mata keadilan itu yang harus  kau kejar supaya engkau hidup dan memiliki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan Allahmu”(ayat 20). Inilah realitas yang Tuhan lihat  dari perilaku hidup umat Allah saat itu, ibadah seremonialnya ramai dengan berbagai perayaan tetapi keadilan dan hukumnya terciderai, para pejabatnya berlaku tidak adil dan suka terima suap.

 

* REALITAS KITA TERKINI :

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini rumah-rumah ibadah dimana-mana penuh, setiap waktu orang ramai datang untuk menunaikan ibadah-ibadah. Tetapi pada saat yang bersamaan, kemiskinan ada dimana-mana, praktek-praktek ketidak-adilan merajalela, korupsi hampir merata disegala bidang kehidupan, suap yang diterima para pejabat dan ditangkap KPK terus terjadi tiap hari. Belum lagi masalah radikalisme, intoleransi dan diskriminasi sara masih terjadi dimana-mana, berita-berita Hoax dan adudomba dalam masyarakat serta fitnah makin gencar. Kita lalu bertanya, apa pengaruh dan dampak positif dari ibadah-ibadah kita. Bagaima dengan keluarga kita, bagaiman dengan Gereja kita, apakah praktek negatif ini masih ada.

 

* APA MAKNA PERJAMUAN KUDUS HARI INI BAGI KITA?

1. Apakah sekedar seremonial?

2. Penebusan dosa oleh Yesus yang dilambangkan dengan Roti dan Anggur apakah punya kuasa merobah hidup ber-Iman kita.

3. Apakah Perjamuan Kudus ini kita hayati  substansinya.

 

Selamat Beribadah Perjamuan Kudus! Gb.  jm.

With my brother in Christ, Pastor Ademanu Manuhutu. Gb!

(Ibadah Perjamuan Kudus di POUK Gereja “LAHAIROI” Cijantung Jkt. Gb!  jm.  011017).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here