Pdt. Jacobus Manuputty:” Berbahagialah Mereka Yang Tidak Melihat Namun Percaya “(Yohanes 20:29).

0
1784

Bagi manusia duniawi, kualitas dari suatu peristiwa itu lebih tinggi nilainya apabila bisa dilihat, dipegang atau diamati secara empirik. Sebaliknya apabila hanya sebuah ceritera tanpa bukti, itu kadang dianggap sebagai ilusi bahkan “sampah”, tidak bernilai dan tidak berkualitas. Tetapi dimata Tuhan itu sebaliknya, kualitas orang yang percaya walaupun tidak melihat sesuatu secara riil empirik tetapi dia percaya, itu lebih tinggi nilainya dan lebih berharga. Dia belum melihat bukti nyata, tetapi dia percaya bahwa itu akan terjadi dan pasti terjadi, itu lebih berharga dimata Tuhan, itu nilai lebih dan itulah kualitas Iman orang percaya(Iberani 11:1). Ucapan Tuhan ini dilatar-belakangi oleh sikap Thomas murid-Nya, yang tidak mau percaya sebelum melihat bukti empiris. Teguran Tuhan ini penting bagi hidup kita juga yang terbanyak kali berlaku seperti Petrus, suka meragukan kuasa Tuhan, sering tidak yakin akan janji-janji Tuhan bagi hidup kita.

 

Iman itu kekuatan Ilahi yang merubah kelemahan manusia dari sikap ragu menjadi percaya, dari sikap yang tidak pasti menjadi sebuah kepastian, dari sangsi menjadi percaya, dari janji menjadi bukti nyata. Betapa banyak kali kita meragukan Kuasa Tuhan, tidak terlalu percaya dengan sungguh akan janji-janji Tuhan, sampai kita melihat bukti. Kadang kita sendiri meragukan doa-doa yang kita sampaikan kepada Tuhan. Mungkin karena apa yang kita minta belum jadi kenyataan, lalu kita menjadi ragu dan pesimis.

 

Kadang Iman kita itu hanya hebat dalam ucapan dan ungkapan-ungkapan teoritis, tetapi lemah dalam ujian-ujian konkrit kehidupan. Kadang kita mudah meyakinkan oranglain untuk percaya, tetapi kita sendiri tidak terlalu yakin dengan Iman kita, apalagi kalau kita menghadapi rupa-rupa kesulitan dan masalah kehidupan. Bagaimana Tuhan mau mendengarkan doa-doa kita, apabila Iman itu Iman peragu. Kadang kita pintar menggurui orang lain seolah kita orang ber-Iman, tetapi Tuhan sering ragukan diri kita.

 

Mengapa semua ini bisa terjadi? Ada 2(dua) rahasia kelemahan terbesar kita yang perlu kita sadari :

1. Kita paksa Tuhan : Kadang kita memaksa Tuhan mengikuti apa yang kita mau, sehingga apabila permohonan kita belum menjadi kenyataan maka kita jadi ragu, dan bahkan kadang menyalahkan Tuhan. Seakan kita lebih tau dari Tuhan dan seaolah-olah kita yang menentukan, dan kita paksa Tuhan harus ikuti kemauan bodoh kita. Kita lupa bahwa bukan saja ini sikap kerdil Iman kita, tetapi sebenarnya kita sangat mengecewakan Dia. Tuhan kita perlakukan tidak dengan hormat, Kasih-Nya kita ragukan.

 

2. Kita samakan pikiran kita dengan Tuhan. Kadang otak kita yang lemah ini kita mau samakan dengan Tuhan Allah Penguasa Kehidupan ini. Kita kadang mau paksakan Tuhan ikuti pikiran dan keinginan kita yang kadang lemot, berubah-ubah dan tak stabil ini. Semua yang ada dihati sanubari kita, ini, kita anggap bahwa itu sama dengan apa yang Tuhan miliki, lalu kita cenderung memaksa Tuhan ikuti kemauan kita. Kemudian kalau permintaan kita belum terpenuhi, kita menjadi kecewa, malas berdoa, sangsi akan janji-janji Tuhan bahkan marah kepada Tuhan.

 

Lalu apa yang harus kita perbuat kalau kita benar-benar menyadari kelemahan dan kekurangan kita ini? Ada 3(tiga) hal yang harus kita lakukan : 1. BERTOBAT. 2. BERTOBAT. 3. BERTOBAT. Itu saja yang Tuhan minta.

 

Selamat pagi saudara-saudara fbku terkasih! Gb.  jm.

Sadar itu lebih terhormat daripada keras hati dan keras kepala. Gb!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here