Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan
Bacaan Alkitab
1 Raja-raja 19:1-18)
Saudara-saudara,
Biasanya orang yang menganggap dirinya kuat akan rentan mengalami cobaan bahkan sampai kepada kejatuhan. Setelah dia menganggap dirinya kuat, maka apa yang dilakukannya akan mengarahkan kepada keberhasilan yang sukses dari kekuatannya. sebaliknya bila apa yang dilakukan tidak berhasil maka ia akan mengalami keputusasaan yang luar biasa. Semua orang tentu berbeda-beda. namun bukan tingkat keputusasaan yang mau kita lihat disini, tetapi perubahan dari semangat di dalam iman berubah menjadi keputusasaan yang berujung pada maut. Itulah yang ingin kita pahami. Mengapa orang yang beriman kepada Allah dapat mengalami keputusasaan yang luar biasa bahkan dia meminta agar dia mati.
Nabi Elia adalah nabi utusan Allah untuk menyampaikan kebenaran firman Allah kepada bangsa Israel yang pada waktu itu dipimpin oleh raja Ahab. Kepemimpinan raja Ahab kebanyakan didominasi oleh istrinya yang bernama Izebel. Bahkan Ahab dapat diperintah oleh Izebel dalam suatu kebijakan di kepemimpinannya. Bangsa yang dipimpin oleh raja Ahab sudah mendukakan hati Allah melalui persembahan mereka kepada dewa-dewa Baal. Kehadiran nabi Elia ingin menyatakan kebenaran Allah dengan cara menghentikan persembahan mereka kepada dewa-dewa Baal dengan menurunkan api dari langit dan pada akhirnya mengalahkan pengikut-pengikut dewa Baal. Melalui peristiwa ini, harapan nabi Elia adalah raja Ahab dan bangsa Israel kembali menyembah dan memberi persembahan kepada Allah, namun kenyataan yang terjadi tidak demikian. Ratu Izebel akhirnya marah dan murka atas Elia dan mengancam akan membunuh Elia.
Kemudian Eliapun takut, lalu dia pergi menghadap Allah dan berdoa. Doa Elia pada waktu itu, ia menginginkan kematiannya sendiri. Adapun alasan Elia putus asa yaitu :
1. ia kecewa karena umat Israel tidak mau bertobat
2. Elia merasa gagal dalam pelayanannya sebab ia merasa hanya dia sendiri yang bersujud kepada Tuhan
3. Elia berada dalam ketakutan karena ancaman dari ratu Izebel yang hendak membunuhnya.
Ia takut, kesal, kecewa, tertekan seolah-olah sudah tidak ada lagi harapan.
Saudaraku, terkadang dalam hidup ini, kita juga pasti merasa kesal, kecewa, bahkan tertekan dan bertanya kepada Tuhan, sampai kapan Tuhan?
Ada orang yang sudah lama sakit lalu ia bertanya, sampai kapan Tuhan?
ada orang yang sudah lama tidak mendapat pekerjaan lalu ia bertanya, sampai kapan Tuhan?
Ada orang yang sudah lama menikah tapi belum mempunyai keturunan lalu bertanya, sampai kapan Tuhan? dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan atas pergumulan yang sedang kita hadapi yang membuat kita berada dalam keputusasaan.
Tetapi firman ini menjawab semua dari pertanyaan-pertanyaan itu yaitu, ternyata ada Allah yang adalah sumber dari segala sesuatu. ada Allah sumber penghiburan. Ada Tuhan sumber penghiburan ditengah-tengah keputusasaan Elia. Ada Tuhan sumber penghiburan ditengah-tengah keputusasaan kita. Allah datang menghampiri kita. Allah datang menghampiri Elia. Allah memberikan kebutuhan jasmani Elia (tempat beristirahat, makan dan minum). Allah juga mempertanyakan kepada Elia, apa kerjamu disini hai Elia? Sebanyak dua kali Allah mempertanyakan hal tersebut kepada Elia untuk mempertegas bahwa itu adalah perintah Allah dan kehendak Allah, bukan kehendak dan keinginan Elia.
Perubahan yang dialami Elia membangkitkan kembali semangatnya untuk menjalankan perintah Allah. Allah juga memerintahkan dia untuk mengurapi tiga orang : Hazael menjadi raja Aram, Yehu menjadi raja Israel, Elisa menjadi nabi menggantikannya. Melalui ini Allah menegaskan bahwa Elia tidak sendiri menghadapi masalah-masalah itu.
Saudaraku, melalui khotbah minggu ini kita diajak dan diingatkan untuk :
1. Memahami maksud Allah di dalam kehidupan kita. Di dalam hidup kita ini kehendak Allahlah yang terjadi atas kita. Dia yang telah memanggil dan mengutus kita ke dunia ini (dunia ini digambarkan kegelapan)
2. Allah adalah sumber penghiburan. Debata Pangapul na sumurung. Hanya Dialah Allah yang penuh kuasa tiada yang menandinginya.
3. Jika tetap berpengharapan kepada Allah, maka keputusasaan itu tidak akan menghampiri hidup kita. Biarlah Allah menyatakan kuasaNYA atas hidup kita.
Salam Marturia
Pdt. Dr. Anna Vera Pangaribuan.