Setiap orang pasti merindukan keberhasilan di berbagai bidang dalam kehidupannya. Seseorang menginginkan sukses dalam menempuh pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, dalam menjalankan tugas, meniti karier bahkan dalam kehidupan membangun rumah tangga. Dalam konteks itu manusia berusaha keras dengan sekuat tenaga, segala upaya dan daya menjalankan semua proses yang bisa mengantarkannya meraih keberhasilan. Tatkala sukses atau keberhasilan itu telah ditetapkan menjadi fokus atau tujuan utama acap terjadi orang tidak lagi mempersoalkan proses dan mekanisme untuk mencapai tujuan itu. Pokoknya tujuan harus tercapai, apapun proses yang mesti ditempuh, itu semboyan sebagian orang !
Pola pikir “pokoknya”, “pendeknya” ( _pokoke_) dalam pengalaman praktis, jelas amat tidak baik. Mereka yang bersabda “pokoknya” itu biasanya menginginkan secara paksa sesuatu itu harus terjadi, dengan cara apapun, bahkan dengan cara melawan hukum dan atau menafikan ajaran agama.
Meraih cita-cita hingga berhasil atau sukses mestinya harus melalui proses-proses yang standar dan baku sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundangan. Tidak boleh menempuh jalan pintas misalnya dengan cara menyogok atau menyuap, membeli ijazah, membayar orang untuk menyusun tesis/disertasi dan bentuk-bentuk peyimpangan lainnya. Orang yang tak mau bekerja keras, yang menggampangkan segala sesuatu, yang berprinsip “pokoke” sebenarnya amat tidak layak untuk menuai keberhasilan.
Kesabaran, ketekunan, pengurbanan, tekad dan komitmen, semangat juang, mental petarung dan penyerahan diri kepada Tuhan adalah hal-hal fundamental yang penting untuk dijadikan pegangan dan dasar dalam meraih keberhasilan. Sukses atau keberhasilan tidak jatuh dari langit dan dapat diraih tanpa pengurbanan. Sukses bukan hanya soal “nasib baik” tetapi perjuangan tiada kenal lelah dari seorang petarung.
Menarik apa yang dikatakan oleh Nehru tentang “keberhasilan” dalam suatu pidatonya. Berkata tokoh India itu :
“Keberhasilan biasanya datang kepada orang-orang yang berani dan bertindak; jarang datang kepada orang yang malu-malu dan takut menghadapi segala konsekuensi yang akan dihadapi. Kita bermain diatas panggung yang tinggi. Bila kita mencari cara untuk mencapai hal-hal yang besar, itu hanya bisa dilakukan dengan melalui bahaya yang besar”
Nehru benar ketika ia menyatakan bahwa jika kita ingin berhasil dalam hal-hal yang besar ya harus siap menanggung resiko besar. Jika kita membaca biografi orang-orang terkenal, mereka para pembuat sejarah, para penemu, jenius, mereka berada dalam puncak keberhasilan dalam hidup dan karir mereka, melewati proses yang panjang. Mereka pernah gagal, mereka putus asa dan pesimis, mereka jatuh bangun : mereka tersungkur dan tersingkir, terhempas dan terkandas namun mereka bangkit dan terus melangkah.
Pepatah yang dikutip dibagian awal tulisan ini menegaskan bahwa dibalik keberhasilan setiap orang ada sekian banyak tahun-tahun ketidakberhasilan. Sebagai umat beragama kita selalu memohon kepada Tuhan agar karya dan hidup kita mencapai keberhasilan. Serentak dengan itu kita berupaya dan terus bekerja keras. Mari menuju hari-hari sukses dengan terus berdoa dan berupaya!
Selamat berjuang! God bless
Weinata Sairin