Oleh: Stefanus Widananta
Tetapi dalam kesesakan mereka berbalik kepada Tuhan, Allah orang Israel, mereka mencari-Nya dan Ia berkenan ditemui oleh mereka
2 Tawarikh 15;4
Setiap manusia tidak pernah terlepas dari masalah atau kesesakan, ada yang bertahan dan berdoa minta pertolongan Tuhan, tetapi ada juga yang kecewa dengan Tuhan dan lari menjauh dari Tuhan karena kesesakan yang dialaminya, merasa Tuhan tidak menolongnya pada saat dia membutuhkan pertolongan, sehingga mereka merasa tidak ada gunanya ikut Tuhan
Memang mudah bagi kita mengucap syukur ketika keadaan kita baik-baik saja, namun tidak pada saat sebaliknya
Ayub, orang yang saleh dan jujur serta menjauhi kejahatan, ketika mengalami penderitaan yang begitu berat, rasanya tidak ada satupun dari kita yang pernah mengalami kesesakan seperti Ayub, dia berkata, “Berapa besar kesalahan dan dosaku? Beritahukanlah kepadaku pelanggaran dan dosaku itu, mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu dan menganggap aku sebagai musuh-Mu?
Firman Tuhan mengajarkan kita untuk datang kepada Tuhan ketika kita dalam kesesakan, Yesus sendiri mengundang kita untuk datang kepada-Nya, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”
Dia mau melepaskan himpitan beban dan masalah kita, sehingga kita lepas dari kesesakan dan memperoleh kelegaan
Kesesakan seringkali diijinkan Tuhan untuk menguji iman kita, membuat kita masuk ke level berikutnya dalam perjalanan iman, Ayub berkata, “Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas”
Ayub tetap bertahan dalam imannya, demikian juga Paulus yang begitu banyak mengalami kesulitan dan kesesakan dalam pelayanannya, dia menyadari bahwa dalam setiap kelemahan, kesesakan, justru Tuhan mau menyatakan kuasa-Nya, jangan lari dari Tuhan, mendekatlah kepada-Nya
Tuhan Yesus memberkati