Kesadaran Baru Lewat Kisah Duka: (2 Samuel 12:20-23)

0
16446

Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty

 

 

Dukacita karena kematian itu hal yang sangat wajar dan sangat sangat manusiawi, karena orang orang yang kita cintai harus pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya didunia ini. Dan karena diri kita memang masih terdiri dari darah dan daging yang lemah, bukan Roh yang Ilahi. Namun sebagai orang-orang ber-Iman, kita bisa memiliki kekuatan dan penghiburan dari Tuhan lewat Firman-Nya, apabila kita mau belajar memahami kehendak-Nya. Kissah tragis kematian anak Raja Daud dari isterinya Batseba, bisa memberi beberapa makna penting untuk memahami Tuhan dan kehendak-Nya dalam 3 hal mendasar, antara lain :

 

1. BELAJAR BERGUMUL DENGAN TUHAN : (ayat 20-21)

Disaat anaknya sakit hebat, Daud bergumul dengan Tuhan lewat doa dan puasa untuk terus minta kesembuhan. Lewat derita, kita belajar untuk datang berserah diri dan bergumul dengan Tuhan untuk minta belas kasihan Tuhan. Tanpa derita dalam hidup ini, suatu saat kita bisa bilang Tuhan tidak diperlukan lagi. Itu memang kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita, untuk belajar sungguh-sungguh memahami hidup ini. Bahwa ternyata hidup itu bukan kita yang atur atau kendalikan. Ada Kuasa yang mengatur hidup ini, dan kita harus meminta dan mohon belas kasihan daripada-Nya.

 

2. BELAJAR TAATI KEHENDAK TUHAN : (ayat 22)

Daud bergumul lewat doa dan puasa sungguh-sungguh untuk minta kesembuhan, tetapi ternyata doanya tidak dikabulkan dan anaknya mati. Dalam kesadaran Iman yang hebat, ia bangkit dan mengakhiri puasa serta membenahi dirinya. Ia sadar bahwa manusia boleh meminta, tetapi Tuhan yang yang menentukan segala hal dalam hidup ini. Disini kita “belajar taati kehendak Tuhan”, bahwa Tuhan yang mengatur hidup ini. Manusia punya keterbatasan dan tidak punya hak apapun untuk mengatur hidup apalagi matinya. Dengan belajar taat memahami kehendak Tuhan, maka kita bisa terhibur ditengah duka-cita sekalipun.

 

3. BELAJAR HIDUP BARU : (ayat 23)

Bahwa kematian itu bagian dari ketetapan kuasa Tuhan, maka Daud belajar untuk memahami hidup baru dengan lebih baik. Karena dia tidak bisa mengembalikan anaknya yang sudah mati untuk kembali hidup. Dia sadar bahwa Tuhan tidak bisa disalahkan dalam hal ini, karena Tuhan memang tidak pernah salah. Dari peristiwa ini. Daud belajar untuk hidup dalam kesadaran baru bahwa, “aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku”. Jadi manusia harus belajar menata hidup baru dihadapan Tuhan, karena suatu saat ia harus kembali menghadap Tuhan, ia harus belajar dari kesalahan-kesalahannya.

 

Tuhan Memberkati!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here