Organisasi dan Alih Generasi

0
1457

Oleh: Pdt. Andreas Loanka

 

 

Bacaan Alkitab: 1 Tawarik 23:1-32

 

Daud adalah pemimpin yang dapat memulai kepemimpinannya dengan baik serta dapat mengakhirinya dengan baik. Hal ini bukan berarti ia adalah manusia sempurna dan tidak pernah gagal. Daud  pernah gagal dan jatuh dalam dosa (1Taw. 11), sehingga ia mendapat teguran dan hajaran dari Tuhan (1Taw. 12). Tapi ia mau mengakui dosanya dan bertobat di hadapan Allah. Setelah itu ia sungguh-sungguh berjalan bersama Tuhan hingga akhir hidupnya. Di masa akhir kepemimpiannya, Daud melakukan beberapa hal yang baik bagi bangsanya dan memuliakan Allah.

 

Seturut dengan kehendak Tuhan ia menjalankan alih kepemimpinan dengan baik. Setelah ia menjadi tua dan lanjut umur, maka diangkatnya anaknya Salomo menjadi raja atas Israel. Ia tidak saja  mengumpulkan  para pembesar kerajaan dalam peristiwa suksesi itu, tetapi juga melibatkan para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas melayani di hadapan Tuhan. Daud menyadari bahwa kepeminpinan seorang raja harus ditopang seluruh rakyatnya, dan bahwa para imam dan orang-orang Lewi itu memiliki akses kepada seluruh lapisan masyarakat.

 

Selain melakukan suksesi, dengan hikmat Tuhan ia mendata dan mengorganisasi pelayanan di Bait Allah dengan baik. Daud mengerti bahwa sudah tiba saatnya dibangun Bait Suci yang permanen di Yerusalem, dan bukan hanya kemah sementara dan tabut perjanjian yang diangkat-angkat seperti dulu. Meskipun bukan Daud yang dikehendaki Allah membangun Bait Suci itu, tetapi dialah yang dengan hikmat Allah mempersiapkan segala sesuatu. Dia bukan hanya menyiapkan berbagai bahan baku bagi pembangunan Bait Allah, tetapi juga mendata dan mengorganisir tugas-tugas para imam dan kaum Lewi di Bait Allah.

 

Tuhan tidak menghendaki “one man show,” tetapi ia menghendaki pelayanan yang tertata baik dan berkesinambungan. Bercermin pada apa yang dilakukan Daud, para pemimpin masa kini, khususnya para pelayan Tuhan, diingatkan untuk memperhatikan dan merencanakan alih generasi dan pengorganisasian pelayanan dengan sebaik-baiknya.  Sementara itu setiap orang percaya juga perlu memiliki kerelaan untuk melibatkan diri dan diorganisir dalam pelayanan sesuai dengan karunia rohani, hati, kemampuan, kepribadian, dan pengalamannya.

 

Selamat pagi dan Tuhan memberkati.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here